Senin, 24 Oktober 2011

soal dan jawaban materi ak. Syariah

BAB III
SOAL-SOAL LATIHAN DAN JAWABAN

1. Jelaskan definisi lembaga keuangan syariah menurut Dewan Syariah Nasional?
Jawaban :
 Lembaga keuangan syariah adalah lembaga keuangan yang mengeluarkan produk keuangan syariah dan yang mendapat izin operasional sebagai lembaga keuangan syariah(DSN-MUI,2003).

2. Jelaskan 4 prinsip hukum muamalat?
Jawaban :
a. Pada dasarnya segala bentuk muamalah adalah mubah,kecuali yang ditentukan lain oleh Alquran dan sunah rasul(prinsip mubah).
b. Muamalah dilakukan atas dasar sukarela dan tanpa mengandung unsur-unsur paksaan(prinsip sukarela).
c. Muamalah dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan menghindarkan mudarat dalam hidup masyarakat(prinsip mendatangkan manfaat dan menghindarkan mudarat).
d. Muamalah dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan,menghindari unsur-unsur pengambilan kesempatan dan kesempitan(prinsip keadilan).

3. Berilah 3 contoh transaksi yang haram zatnya yang sangat mungkin biasa dilakukan dibank konvensional?
Jawaban :
 Mengandung barang atau jasa yang diharamkan.
 Mengandung sistem dan prosedur memperoleh keuangan yang diharamkan (tadlis, bai’ ikhtiar, bai’ Najsy, riba, gharar, maysir).
 Tidak sah akadnya.

4. Jelaskan perbedaan antara tadlis dan gharar?
Jawaban:
 Tadlis merupakan ketiadaan informasi terjadi pada salah satu pihak sedangkan gharar merupakan ketiadaan informasi terjadi pada kedua belah pihak yang bertransaksi jual beli.

5. Berilah contoh transaksi yang mungkin terjadi di masyarakat,akan tetapi masuk dalam kategori tadlis dalam kategori harga, kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan?
Jawaban:
 Contoh di masyarakat yang mungkin terjadi dalam kategori tadlis yaitu barang-barang yang dibeli melalui pesanan. Biasanya harga yang ditawarkan lebih tinggi dari harga pasaran dengan alasan kualitas yang lebih baik namun kenyataannya kualitas dan kuantitas yang tidak sesuai dengan harga yang diajukan bahkan ketika penjual mempromosikan barang dagangannya, penjual tersebut menyanggupi produk akan selesai pada waktu yang lebih singkat padahal hal itu hanya untuk menutupi kemampuan dan manarik hati para pemesan.

6. Berilah contoh transaksi yang sangat mungkin terjadi dimasyarakat, akan tetapi masuk dalam kategori gharar dalam kategori harga, kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan?
Jawaban :
 Contoh yang mungkin terjadi di masyarakat terkait dengan praktik gharar dalam kategori harga, kualitas, kuantitas dan waktu penyerahan yaitu pembelian sebidang tanah yang ditanami bermacam- macam buah dan sayur namun belum tampak hasilnya. Ketika transaksi terjadi harga telah disepakati dan dibayar DP terlebih dahulu tetapi waktu penyerahan tanah tersebut akan dilaksanakan ketika pembayarannya telah dilunasi atau setelah ada hasil panen. Dapat disimpulkan bahwa kualitas dan kuantitas hasil tanaman tersebut tidak diketahui oleh kedua pihak. Selain itu harga yang disepakati pada saat terjadi transaksi bisa saja lebih tinggi atau lebih rendah dari hasil panen nanti dan waktu penyerahan pun tidak menentu karena akan terjadi penyerahan ketika telah dilunasi.

7. Jelaskan yang dimaksud dengan riba dan berilah 3 contoh bisnis yang ada di masyarakat yang beroperasi dalam konsep riba?
Jawaban:
• Riba adalah tambahan yang disyaratkan dalam transaksi bisnis tanpa adanya padanan(iwad) yang dibenarkan syariah atas penambahan tersebut.
• 3 contoh praktik riba di masyrakat: Bank Konvensional, Praktek lintah darat(rentenir), Jual beli emas pada pedagang eceran yang dinilai harga beli yang jauh lebih rendah.

8. Jelaskan perbedaan antara bai’ najasy dengan bai’ ikhtiar dan berilah masing-masing contoh yang mungkin ada di masyarakat?
Jawaban:
• bai’ najasy merupakan tindakan menciptakan permintaan palsu, seolah-olah ada banyak permintaan terhadap suatu produk, sehingga harga jual produk naik. Sedangkan bai’ ikhtiar mengupayakan adanya kelangkaan barang dengan cara menimbun.
• Contoh Bai’ najasy yaitu perdagangan saham di bursa efek atau pasar modal dan produksi barang-barang yang banyak dimintai masyarakat dengan terbatas guna menaikkan harga barang tersebut.
• Contoh Bai’ Ikhtiar yaitu Penjualan beras, minyak tanah atau barang-barang pokok lainnya yang sengaja ditimbunkan agar dapat menaikkan harganya.

9. Jelaskan yang dimaksud dengan maysir dan berilah 3 contoh praktik maysir yang mungkin masih ada di masyarakat?
Jawaban:
 Masyir merupakan sebuah permainan dimana satu pihak akan memperoleh keuntungan sementara pihak lain akan memperoleh kerugian.
 Contohnya :
 Melakukan taruhan terhadap suatu pertandingan dimana akan ada salah satu pihak yang dirugikan.
 Praktek sms berhadiah dimana hadiah tersebut diperoleh ketika menang undian.
 Permainan yang mengharuskan bagi para pemainnya menyetor dana tertentu untuk dapat memperoleh hadiah tapi dengan cara permainan tersebut diacak.

10. Jelaskan rukun sahnya akad?
Jawaban:
a. Adanya dua pihak atau lebih yang saling terikat dengan akad.Dalam hal ini,kedua pihak dipersyaratkan memiliki kemampuan yang cukup untuk mengikuti proses perjanjian,jika tidak akan dianggap tidak sah.Kemampuan tersebut dibuktikan dengan kemampuan membedakan yang baik dengan yang buruk (sudah baligh dan tidak dalam keadaan tercekal seperti dinyatakan pailit) dan tidak dibawah paksaan.
b. adanya sesuatu yang diikat dengan akad,yakni barang yang dijual dalam akad jual beli, atau sesuatu yang disewakan dalam akad sewa dan sejenisnya. Adapun syarat barang tersebut dianggap sah apabila:
• Barang tersebut atau tidak terkena najis,bisa disucikan.
• Barang tersebut bisa digunakan dengan cara yang disyaratkan.
• Komoditas harus diserahterimakan.
• Barang yang dijual harus milik penjual.
• Bila barang dijual harus diketahui wujudnya, dan bila tidak berada dilokasi, harus diketahui ukuran, jenis, dan kriterianya.
c. Adanya pengucapan akad berupa ungkapan serah terimah. Sedangkan kabul adalah ungkapan penerimaan kepemilikan oleh pemilik barang berikutnya.

11. Jelaskan perbedaan antara riba fadhl dengan riba ansi’ah?


Jawaban:
 Riba fadhl merupakan riba yang timbul karena pertukaran antara barangribawi yang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda. Sedangkan riba nasi’ah merupakan riba yang timbul karena penangguhan penyerahan atau penerimaan barang yang dipertukarkan dengan jenis barang lainnya.

12. Berikan contoh praktik riba qardh dan riba jahiliyah?
Jawaban:
 Contoh riba qardh yaitu praktik perbankkan konvensional yang mengharuskan pengembalian dana yang dipinjam beserta dengan kelebihannya atau disebut dengan bunga.
 Contoh Riba Jahiliyah yaitu Pinjaman terhadap rentenir dimana bunga yang dibebankan akan semakin tinggi ketika peminjam tidak dapat melunasi utangnya pada waktu yang telah ditetapkan.

13. Jelaskan yang dimaksud dengan ta’alluq dan beri contoh?
Jawaban:
 ta’alluq adalah dua akad yang saling berkaitan, dimana berlakunya akad 1 bergantung pada akad 2. Contohnya yaitu penjualan dengan cara ‘inah, yaitu seorang penjual barang seharga tertentu secara cicilan (misalkan Rp 11 juta) kepada orang lain dengan syarat, orang lain tersebut kembali menjual barang tersebut secara tunai(misalkan Rp 10 juta).

14. Transaksi short selling telah dinyatakan terlarang oleh Bapepam. Transaksi ini pada dasarnya juga dilarang oleh syariat islam. Masuk kategori apakah pelarangan atas transaksi short selling?
Jawaban :
 Short Selling atau penjualan cepat dapat digolongkan ke dalam Bai’ Najasy dimana short selling merupakan prektek perjanjian penyerahan syrat berharga yang dilakukan sebelum tanggal yang ditentukan agar dapat diperoleh dengan harga yang jauh lebih murah sebelum tanggla penyerahan.
15. Jelaskan hubungan antara ekonomi gelembung yang terjadi pada system ekonomi kapitalis dengan berbagai transaksi yang dilarang syariah, tetapi dibolehkan kapitalis?
Jawaban :
• Ekonomi Gelembung merupakan spekulasi harga terhadap asset-asset barang mewah dengan nilai fundamental yang lebih rendah namun harga jual yang lebih tinggi. Hal ini sangat dilarang oleh syariah karena termasuk dalam tadlis dan riba, dimana tadlis itu sendiri menspekulasi harga dan tidak diketahui oleh salah satu pihak. Kemudian termasuk riba yang dilarang oleh syariah karena praktek ekonomi gelembung mengupayakan keuntungan yang begitu besar jauh melebihi nilai instrinsiknya.

RPP harga Pokok Penjualan

TUGAS INDIVIDU
PPL 1 (MICROTEACHING)
RPP
MENGHITUNG HPP PERUSAHAAN DAGANG




DISUSUN OLEH :
Nilwan
089204044




JURUSAN PEND. AKUNTANSI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2011
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Muhammadiyah 4 Makassar
Mata Pelajaran : Ekonomi/Akuntansi
Kelas/Semester : XII / Ganjil
Program : IPS
Alokasi Waktu : 4 X 45 Menit
Standar Kompetensi : Memahami Penyusuanan Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Kompetensi Dasar : Menghitung Harga Pokok Penjualan
Indikator : 1. Menghitung penjualan bersih.
2. Menghitung pembelian bersih
3. Menghitung harga pokok penjualan.
A. Tujuan Pembelajaran
a) Siswa dapat menghitung penjualan bersih.
b) Siswa dapat menghitung pembelian bersih
c) Siswa dapat menghitung harga pokok penjualan.

B. Materi Pembelajaran
Harga Pokok Penjualan (HPP)

C. Metode Pembelajaran
a). Ceramah
b). Diskusi kelompok



D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
No. Kegiatan Belajar Alokasi Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan / Awal
 Apersepsi : Guru mengilustrasikan dengan jelas tentang harga
pokok penjualan serta memberi penjelasan yang singkat dan jelas tentang materi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
 Motivasi : Penghitungan harga pokok penjualan sangat penting dalam pembelajaran ilmu akuntansi. Max. 10 Menit

2. Kegiatan Inti
a. Siswa dikelompokkan menjadi tiga kelompok, di mana masing-masing kelompok terdiri dari 6-7 orang (disesuaikan dengan jumlah siswa).



b. Kelompok pertama diberi tugas untuk melakukan penghitungan penjualan bersih.
c. Kelompok kedua diberi tugas untuk melakukan penghitungan pembelian bersih
d. Kelompok ketiga diberi tugas untuk melakukan penghitungan harga pokok penjualan.
e. Masing-masing kelompok mempersentasikan tugasnya di depan kelas, sedangkan kelompok yang lain menanggapi.
f. Dengan bimbingan guru, siswa membuat kesimpulan. Max. 70 Menit

3. Kegiatan Akhir / Penutup
a. Guru memberi kesimpulan
b. Guru memberi evaluasi Lembar Kerja Siswa Max. 10 Menit




E. Alat / Bahan / Sumber Belajar
Alat : Papan tulis dan Spidol
Bahan : Lembar Kerja
Sumber Belajar : Buku Ekonomi SMA Untuk Kelas XII oleh Agung
Feryanto, Penerbit Intan Pariwara

F. Penilaian
Teknik Penilaian : a. Penilaian Proses (terlampir)
b. Penilaian Hasil (terlampir)
Bentuk Instrumen Test : Test tertulis uraian
Instrumen : Soal uraian (terlampir)




Mengetahui
Pembimbing PPL I




Drs. H. Abd. Rijal, M.Si
NIP Makassar, 29 April 2011
Mahasiswa PPL I



Nilwan
NIM. 089204044






















Lampiran 1 : Materi Pembelajaran

HARGA POKOK PENJUALAN (HPP)


1. Pengertian Harga Pokok Penjualan
Yang dimaksud dengan harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual.
Ada dua manfaat dari harga pokok penjualan.
a. Sebagai patokan untuk menentukan harga jual.
b. Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila harga jual lebih besar dari harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba, dan sebaliknya apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan akan diperoleh kerugian.


2. Rumus Menghitung Penjualan Bersih.
Penjualan dalam perusahaan dagang sebagai salah satu unsur dari pendapatan Perusahaan. Unsur-unsur dalam penjualan bersih terdiri dari:
- penjualan kotor;
- retur penjualan;
- potongan penjualan;
- penjualan bersih.

Untuk mencari penjualan besih adalah sebagai berikut:
Penjualan bersih = penjualan kotor – retur penjualan – potongan penjualan.

Contoh:
Diketahui penjualan Rp. 25.000.000,-
Retur penjualan Rp. 125.000,-
Potongan penjualan Rp. 150.000,-
Hitunglah penjualan bersih!
Penjulan bersih = Rp. 25.000.000,- – Rp. 125.000,- – Rp. 150.000,- = Rp. 24.725.000,-


3. Rumus Menghitung Pembelian Bersih.
Pembelian bersih adalah sebagai salah satu unsur dalam menghitung harga pokok penjualan.
Unsur-unsur untuk menghitung pembelian bersih terdiri dari:
- pembelian kotor;
- biaya angkut pembelian;
- retur pembelian dan pengurangan harga;
- retur pembelian;
- potongan pembelian.

Untuk menghitung pembelian bersih dapat dirumuskan sebagai berikut:

Pembelian bersih = pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian – potongan pembelian.

4. Rumus Menghitung Harga Pokok Penjualan.
Untuk menghitung harga pokok penjualan harus diperhatikan terlebih dahulu unsur-unsur yang berhubungan dengan harga pokok penjualan.
Unsur-unsur itu antara lain:
- persediaan awal barang dagangan;
- pembelian;
- biaya angkut pembelian;
- retur pembelian dan pengurangan harga;
- potongan pembelian


Rumus harga pokok penjualan:

HPP = Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih – persediaan akhir
HPP = Barang yang tersedia untuk dijual – persediaan akhir


Keterangan :

Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih.
Pembelian bersih = Pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian – potongan pembelian.
Atau
Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal + pembelian + beban angkut
Pembelian – retur pembelian – potongan pembelian.
Persediaan akhir barang yang tersedia (dikuasai) pada akhir periode akuntansi.
Untuk menghitung Harga Pokok Penjualan.








Lampiran 2 : Lembar Penilaian

1. Penilaian Proses
Aspek/materi/kegiatan : diskusi &Menyusun Harga Pokok Penjualan
Indikator : Menyusun Harga Pokok Penjualan

No Nama Keaktifan Mengemukakan pendapat Kerja sama Jumlah Rata-rata
1
2
3
4
5

Keterangan :
1. Mengikuti PBM dengan sangat aktif & partisipatif 95-100 = A
2. Mengikuti PBM dengan aktif & partisipatif 86-94 = B
3. Mengikuti PBM dengan cukup aktif & partisipatif 75-85 = C
4. Mengikuti PBM dengan kurang aktif & partisipatif < 61 = K


2. Penilaian Hasil
Aspek/materi/kegiatan : Hasil Kerja
Indikator : Menyusun Harga Pokok Penjualan

No Nama Kerapian jawaban Sistemati dan Sesuai dengan Konsep Hasil akhir jawaban Jumlah Rata-rata
1
2
3
4
5










BAHAN AJAR

(LEMBAR KERJA SISWA)

Nama Sekolah : SMA Muhammadiyah 4 Makassar
Mata Pelajaran : Ekonomi/Akuntansi
Kelas/Semester : XI / Genap
Program : IPS
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit
Standar Kompetensi : Memahami Penyusuanan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Kompetensi Dasar : Kemampuan Menerapkan Tahapan Siklus Akuntansi
Perusahaan Jasa
Indikator : Menyusun Neraca Saldo Berdasarkan Saldo Dalam Buku Besar

Petunjuk Umum :
1. Bacalah secara seksama kasus dibawah ini sebelum anda mengerjakan
2. Kerjakan di lembaran kertas yang disediakan sesuai dengan tugas yang diberikan
3. Diskusikan hasil kerja dengan kelompok
Soal
Berikut ini sebagian data keuangan dari Perusahaan Dagang Sukses Abadi untuk Periode 31 Agustus 2010
Persediaan 1 Agustus 2010 Rp. 1.750.000
Persediaan 31 Agustus 2010 Rp. 2.200.000
Pembelian Rp. 8.750.000
Beban Angkut Pembelian Rp. 425.000
Retur Pembelian Rp. 925.000
Potongan Pembelian Rp. 700.000
Diminta: Buatlah Perhitungan Harga Pokok Penjualan Bulan Agustus 2010!

Perhitungan HPP
Persediaan Awal Rp...........................
Pembelian Rp............................
Beban Angkut Rp............................
Rp...........................
Retur Pembelian Rp.............................
Potongan Prmbelian Rp............................
(Rp...........................)
______________________
Pembelian Bersih Rp........................................
Barang Tersedia untuk dijual Rp........................................
Persediaan Akhir (Rp.......................................)
Harga Pokok Penjualan Rp..........................................












KUNCI JAWABAN


Perhitungan HPP
Persediaan Awal Rp. 1.750.000
Pembelian Rp. 8.750.000
Beban Angkut Rp. 425.000
Rp. 9.175.000
Retur Pembelian Rp. 925.0000
Potongan Prmbelian Rp. 700.000
(Rp. 1.625.000)
Pembelian Bersih Rp. 7.550.000
Barang Tersedia untuk dijual Rp. 9.300.000
Persediaan Akhir (Rp.2.200.000)
Harga Pokok Penjualan Rp. 7.100.000

RPP Neraca

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
( RPP )
SMK / SMA : SMK
Mata Pelajaran : Akuntansi
Kelas : 1 ( Satu )
Alokas Waktu : 45 Menit
Pertemuan : Pertama
Standar Kompetensi : Siswa dapat memahami tentang neraca
Indikator : - Mengidentifikasi Pengertian neraca
-Mengidentifikasi bentuk-bentuk Neraca
- Mengidentifikasi jenis-jenis aktiva dan kewajiban dalam neraca
- Mengidentifikasi contoh neraca

I. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ine, siswa di harapkan mampu:
• Menjelaskan Pengertian Neraca
• Menjelaskan bentuk-bentuk Neraca
• Menjelaskan jenis-jenis aktiva dan kewajiban dalam neraca
• ngerjakan contoh soal Neraca

II. Materi Pembelajaran
• Pengertian Neraca
• Bentuk-bentuk neraca
• Jenis-jenis aktiva dan kewajiban dalam neraca
• contoh soal Neraca

III. Metode Pembelajaran
• Demonstrasi
• Latihan-latihan
• Tanya jawab
• Pengamatan

IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
A












B




Kegiatan Awal
Materi :
• Pengertian Neraca
• Bentuk-bentuk Neraca
Pendahuluan :
• Memeriksa kehadiran siswa
• Motivasi
1. Apa definisi neraca
2. Sebutkan bentuk-bentuk neraca !
3. Sebutkan jenis-jenis aktiva dan kewajiban dalam neraca !
Apersesi :
• Mempersilahkan peserta didik untuk menyatakan secara kontekstual mengenai Neraca
Kegiatan inti :
• Guru menjelaskan Materi tentang Neraca
• Siswa bebas mengemukakan pendapat tentang Neraca
• Membahas bersama dari soal latihan yang diberikan kepda siswa
• Melakukan penilaian terhadap keaktifan siswa
Penutup :
• Melakukan post test secara lisan dan tulisan dengan mengajukan beberapa pertanyaan berdasarkan tujuan yang ingin di capai.
• Berdasarkan hasil post test, guru dan siswa menyimpulkan serta melakukan refleksi. 5 menit
















30 menit





10 menit

V Bahan & Alat
• RPP
• Media( Berupa Kerton Manila )
• Buku Absen
• Buku penilaian
• Spidol
• Penghapus
• White board
• Materi ajar
• Kalkulator

VI Sumber Buku
a. Soemarso S.R, Buku Akuntansi suatu pengantar, Penerbit Selemba empat
b. Drs. Yulian Handoko, Buku akuntansi Kelas 1, Penerbit Bumi Aksara
c. Burhanuddin A.Usman.dkk, Buku Akuntansi Kelas 1, Penerbit Ganeca Exact

VII Penilaian
• Kognitif 30%
• Psikomotorik 40%
• Keterampilan 10%
• Kerapian 10%
• Konsistensi 10%
100%
 Kriteria kelulusan minimal (KKN) : 75

Makassar, 21 April 2011

Mengetahui,
Dosen pembimbing Mahasiswa PPL 1


Nilwan














LAMPIRAN I
( PEMBAHASAN MATERI )

I. Pengertian Neraca(Balance sheet)
Neraca merupakan laporan yang disusun secara sistematis yang menunjukkan posisi harta, utang, dan modal pada tanggal tertentu.
II. Bentuk-bentuk Neraca
• bentuk-bentuk neraca
Bentuk neraca untuk perusahaan dagang tidak jauh berbeda dengan perusahaan jasa.perbedaannya adalah lebih banyaknya aktiva dan kewajiban yang harus di laporkan
Neraca perusahaan dagang dapat dibuat dalam 2(dua) bentuk yaitu :
a. Neraca bentuk diskontro
b. Neraca bentuk staffel
III. jenis-jenis aktiva kewajiban dalam Neraca
 Jenis-jenis aktiva
Secara garis besar aktiva di kelompokkan menjadi aktiva lancer,investasi jangka panjang dan aktiva tetap aktiva lancer adalah kas dan aktiva lain-lain yang dapat di tukarkan menjadi kas (uang) dalam jangka waktu satu tahun atau dalam satu siklus kegiatan normal perusahaan.

 Aktiva lancar adalah kas dan aktiva lain-lain yang dapat di tukarkan menjadi kas (uang) dalam jangka waktu satu tahun atau dalam satu siklus kegiatan normal perusahaan.
 Kas. termasuk dalam kelompok ini,sebetulnya,adalah kas dan bank.tetapi ,untuk memudahkan,selama ini hanya disebut kas begitu saja. Kas adalah saldo uang tunai yang ada di perusahaan.bank adalah saldo rekening Koran perusahaan di bank.aktiva ine merupakan aktiva yang paling lancar bagi perusahaan karena dapat langsung digunakan untuk segala macam transaksi.
 Surat-surat berharga. adalah saham,obligasi,dan surat-surat berharga lain yang dimiliki perusahaan dengan maksud untuk memutarkan kelebihan uang tunai dan tidak dimaksudkan untuk investasi jangka panjang.
 Piutang dagang. Adalah piutang yang berasal dari kegiatan utama perusahaan (penjualan kredit).akun piutang dagang biasanya di lampiri dengan daftar piutang.
 Piutang wesel. Atau sering disebut dengan wesel tagih pada hakikatnya merupakan piutang juga ,tetapi dalam hal ini debitur memberikan janji tertulis bahwa ia akan membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu. Oleh karena itu adanya janji tertulis ini kedudukan wesel tagih dimata perusahaan lebih kuat dibandingkan dengan piutang dagang sehinnga dalam neraca dicantumkan di atas piutang dagang
 Persediaan. Merupakan barang –barang yang dimiliki perusahaan untuk di jual kembali atau digunakan dalam kegiatan perusahaan.dalam perusahaan dagang jenis persediaan yang selama ini dikenal adalah persediaan barang dagang. dalam penjualan tunai, persediaan langsung ditukar dengan uang. Penjualan kredit berarti persediaan mula-mula di tukar dengan piutang, baru kemudian dari piutang menjadi uang,
 Pembayaran di muka. Dapat digolongkan menjadi uang muka dan beban dibayar di muka. Uang muka adalah pembayaran di muka yang nanti akan diperhitungkan pada waktu perolehan suatu aktiva, sedang beban dibayar di muka, sepeti namanya sudah menyebutkan, adalah pembayaran di muka untuk beban.
- ; Contoh dari uang muka adalah uang muka pembelian aktiva tetep.
- Contoh beban dibayar di muka adalah sewa dibayar di muka, asuransi dibayar di muka, pembayaran di muka pajak penghasilan ,perlengkapan, dan lain-lain
 Invstasi jangka panjang. Adalah penanaman yang dilakukan dalam hubungannya dengan tujuan jangka panjang perusahaan. Berbeda dengan surat-surat berharga dimana tujuan pemilikannya adalah untuk diperjualbelikan , surat-surat berharga yang digolongkan dalam investasi jangka panjang dimiliki untuk jangka waktu panjang dan terutama untuk tujuan melakukan control atau membina hubungan dengan perusahaan dengan perusahaan lain. Investasi jangka panjang dapat dilakukan dalam bentuk saham dan obligasi.
 Aktiva tetap. Aktiva bernilai besar yang digunakan untuk kegiatan perusahaan,bersifat tetap atau permanen dan tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal disebut aktiva tetap.
Contoh aktiva ini adalah tanah,gedung,kendaraan,peralatan,mesin-mesin,dll. aktiva ini kecuali tanah akan berkurang nilainya oleh karena digunakan dalam kegiatan perusahaan.penusutan nilai aktiva dicatat oleh perusahaan sebagai beban penyusutan.akumulasi penyusutan adalah jumlah penyusutan yang telah dilakukan sejak aktiva tetap diperoleh sampai dengan tanggal neraca. Harga peroleh aktiva tetap di kurangi dengan akumulasi penyusutan disebut nilai buku atau aktiva tetap neto.
 Jenis-jenis kewajiban dalam neraca
 Kewajiban lancar. Sisa kawajiban dalam neraca perusahaan di golongkan menjadi kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban lancar adalah kewajiban-kewajiban yang akan jatuh tampo dalam satu tahun atau dalam satu siklus kegiatan normal perusahaan.
o Utang dagang. Merupakan kebalikan dari piutang dagang,yaitu utang yang berasal dari kegiatan utama perusahaan(pembelian kredit barang dagang yang memuat rincian menurut nama kreditur.
o Utang wesel.atau sering disebut dengan wesel bayar merupakan kebalikan dari piutang wesel dalam hal ini perusahaan mengeluarkan janji tertulis untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu .
o Utang bank. Merupakan kewajiban jangka pendek atau jang panjang kepada bank atau lembaga keuangan yang disebabkan oleh pinjaman yang diterimah oleh perusahaan.
o Utang gaji, bunga, dll. Utang-utang yang termasuk dalam golongan ini merupakan beban-beban yang terjadi tetapi belum saatnya di bayar kadang-kadang utang semacam ini disebut beban masih harus dibayar
 Kewajiban jangka panjang. Utang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun digolongkan dalam kewajiban jangka panjang.Contohnya adalah utang obligasi,utang bank,dll
 Modal. Merupakan hak pemilik atas kekayaan perusahaan.kekayaan perusahaan dalam neraca dicatat sebagai aktiva.dalam perusahaan berbentuk perseroan terbatas, modal terdiri dari modal disetor dan laba ditahan

IV .Contoh-contoh bentuk neraca
 Neraca bentuk diskonto
Neraca bentuk diskontro
Nama perusahaan
Neraca
Per 31 Desember 2011
Aktiva Kewajiban dan Modal
Aktiva lancer : Kewajiban lancar :
………Rp………… …………Rp……………
………Rp…………+. …………Rp……………+
Total aktiva lancar Rp…………. Total kewajiban lancer Rp………….
Aktiva tetap : kewajiban jangka panjang :
………Rp………… …………Rp……………
………Rp…………+ ...............Rp...................+
Total aktiva tetap Rp………….. total utang jangka panjang Rp………..
Aktiva lain-lain Modal
………Rp…………. …………Rp.……………
Total aktiva lain-lain Rp……….. Total modal……………… Rp….......+
Total aktiva………Rp………… Total kewajiban dan modal Rp…………





 Neraca bentuk staffel

Neraca bentuk staffel
Nama perusahaan
Neraca
Per 31 Desember 2011
Aktiva :
Aktiva lancar :
………………. Rp…………..
………………. Rp…………..
………………. Rp…………..+
Total aktiva lancar …………….. Rp…………..
Harta tetap :
……………….. Rp…………..
………………. Rp…………..
………………. Rp…………..+
Total aktiva tetap...................... Rp…………….+
Total aktiva …………………………………… Rp……………
Kewajiban dan modal
Kewajiban jangka pendek :
………………. Rp…………….
………………. Rp……………+
Total kewajiban jangka pendek…. Rp……………+
Kewajiban jangka panjang
………………. Rp…………….
………………. Rp……………+
Total kewajiban jangka panjang…. Rp……………+
Total kewajiban................................................... Rp …………….
Modal
Modal ……………………………………………. Rp……………..+
Total kewajiban dan modal…………………… Rp………………


Sumbar buku:
a. Soemarso S.R, Buku Akuntansi suatu pengantar, Penerbit Selemba empat
b. Drs. Yulian Handoko, Buku akuntansi Kelas 1, Penerbit Bumi Aksara
c. Burhanuddin A.Usman.dkk, Buku Akuntansi Kelas 1, Penerbit Ganeca Exact





LAMPIRAN II
( EVALUASI MATERI )
1. Apa yang dimaksud dengan Neraca ?
Jawab:
Neraca merupakan laporan yang disusun secara sistematis yang menunjukkan posisi harta, utang, dan modal pada tanggal tertentu..
2. Sebutkan bentuk-bentuk neraca !
Jawab:
bentuk-bentuk neraca ada 2 yaitu:
1. neraca bentuk diskontro
2. nerca bentuk staffel
3. Sebutkan jenis-jenis aktiva dan kewajiban dalam neraca !
Jawab:
 Jenis-jenis aktiva dalam neraca yaitu
1.aktiva lancer
2.aktiva tetap
3. aktiva lain-lain
 Jenis-jenis kewajiban dalam neraca yaitu:
1.kewajiban lancer
2.kewajiban jangka panjang
4. Apa perbedaan piutang dagang dengan piutang wesel !
Jawab
Piutang dagang. Adalah piutang yang berasal dari kegiatan utama perusahaan (penjualan kredit).akun piutang dagang biasanya di lampiri dengan daftar piutang.sedangkan Piutang wesel. Atau sering disebut dengan wesel tagih pada hakikatnya merupakan piutang juga ,tetapi dalam hal ini debitur memberikan janji tertulis bahwa ia akan membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu. Oleh karena itu adanya janji tertulis ini kedudukan wesel tagih dimata perusahaan lebih kuat dibandingkan dengan piutang dagang sehinnga dalam neraca dicantumkan di atas piutang dagang
5.
PD IMHA MINNIE
NERACA SALDO DISESUAIKAN
Per 31 Desember 2010
no.akun nama akun neaca saldo disesuaikan
DEBET KREDIT
100 kas Rp 30,000,000
101 piutang usaha Rp 38,000,000
104 persediaan barang dagang Rp 25,000,000
105 perlengkapan toko Rp 3,000,000
106 perlengkapan kantor Rp 2,000,000
110 asuransi dibayar dimuka Rp 1,000,000
115 peralatan toko Rp 30,000,000
116 akum.penyusutan peralatan Rp 15,000,000
117 gedung toko Rp 65,000,000
118 akum.peny gedung toko Rp 9,000,000
200 utang dagang Rp 34,000,000
201 utang gaji Rp 2,000,000
300 modal minnie Rp 99,000,000
301 prive minnie Rp 5,000,000
400 penjualan Rp 151,000,000
401 retur penjualan Rp 10,000,000
402 potongan tunai penjualan Rp 7,000,000
500 harga pokok penjualan Rp 41,000,000
600 beban gaji bagian penjualan Rp 15,000,000
601 beban iklan Rp 9,000,000
602 beban angkut penjualan Rp 8,000,000
603 beban asuransi gedung toko Rp 1,000,000
604 beban perlengkapan toko Rp 4,000,000
605 beban penyusutan peralatan toko Rp 2,000,000
606 beban penyusutan gedung Rp 3,000,000
607 beban gaji bagian kantor Rp 6,000,000
608 beban pelengkapan kantor Rp 1,000,000
609 beban penyusutan peralatan kantor Rp 1,000,000
610 beban lain-lain Rp 3,000,000
JUMLAH Rp 310,000,000 Rp 310,000,000
Berdasarkan kolom neraca saldo disesuaikan dari PD IMHA MINNIE Diatas buatlah laporan keuangan Neraca dengan menggunakan metode diskontro.
Jawab:
PD.IMHA MINNIE
NERACA
PER 31 DESEMBER 2010
Aktiva
Aktiva Lancar
Kas Rp.30.000.000
Piutang Usaha Rp.38.000.000
Persediaan Barang Dagangan Rp.25.000.000
Perlengkapan Toko Rp. 3.000.000
Perlengkapan kantor Rp. 2.000.000
As. Dibayar dimuka Rp. 1.000.000
Jumlah Aktiva lancar Rp. 99.000.000
Aktiva Tetap
Peralatan Rp.30.000.000
Akm. Penyusutan Peralatan Rp.15.000.000
Rp.15.000.000
Gedung Toko Rp.65.000.000
Akm. Penyusutan Gedung Rp. 9.000.000
Rp.56.000.000
Jumlah Aktiva Tetap Rp. 71.000.000
Total Aktiva Rp.170.000.000
Passiva
Utang
Utang Usaha Rp. 34.000.000
Utang Gaji Rp. 2.000.000
Jumlah kewajiban Rp. 36.000.000
Equitas
Modal Minnie Rp.134.000.000
Total Passiva Rp.170.000.000

RPP jurnal Khusus Pengeluaran Kas

TUGAS INDIVIDU
MK: PPL 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RPP










O L E H :
N I L W A N
0 8 9 2 0 4 0 4 4
P R O G R A M S T U D I P E N D I D I K A N A K U N T A N S I




F A K U L T A S E K O N O M I
U N I V E R S I T A S N E G E R I M A K A S S A R
2 0 1 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA NEGERI 2 PALU
Mata Pelajaran : AKUNTANSI
Kelas/Semester : X/GENAP
Kompetensi Keahlian :
Pertemuan Ke- :
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Standar Kompetensi : Mengelola Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Kompetensi Dasar : Mengelola Jurnal Khusus Pengeluaran Kas

1. Indikator
a. Dapat menjelaskan Pengertian Jurnal Pengeluaran Kas
b. Dapat menjelaskan manfaat jurnal pengeluaran kas
c. Dapat menjelaskan akun-akun yang masuk dalam Jurnal pengeluaran kas
d. Dapat menjelaskan transaksi-transaksi yang sering terjadi pada perusahaan dagang
e. Dapat menyediakan dokumen/format jurnal pengeluaran kas
f. Dapat menjelaskan prosedur pencatatan transaksi ke dalam jurnal pengeluaran kas

2. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat mengetahui pengertian jurnal pengeluaran kas
b. Siswa dapat mengetahui dan memahami manfaat jurnal pengeluaran kas
c. Siswa mampu mengetahui akun yang masuk ke dalam jurnal pengeluaran kas
d. Siswa Mampu mengerjakan jurnal pengeluaran kas

3. Materi
a. Pengertian
b. Manfaat Jurnal Pengeluaran Kas
c. Akun-akun yang masuk ke dalam Jurnal pengeluaran kas
d. Dokumen/format Jurnal Pengeluaran Kas


4. Metode Pembelajaran
1. Tanya jawab
2. Demonstrasi
3. Ceramah

5. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
- Melakukan pengecekan kehadiran siswa
- Menarik perhatian siswa
- Melakukan apersepsi tentang Jurnal khusus dan mengaitkannya proses sebelumnya.
- Memberikan motivasi bahwa jurnal Pengeluaran kas sangat penting dalam menentukan proses/siklus akuntansi selanjutnya.
- Menyampaikan tujuan yang ingin dicapai setelah mengikuti kegiatan belajar-mengajar ini sebagai acuan

2. Kegiatan Inti
• Guru menjelaskan materi tentang Jurnal Pengeluaran kas
• Siswa diberikan sebuah contoh mengenai transaksi yang termasuk di masukkan ke dalam Jurnal pengeluaran Kas
• Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami
• Siswa diberi latihan soal oleh guru tentang materi Jurnal Pengeluaran kas yang telah disampaikan

3. Kegiatan Penutup
 Guru memandu siswa untuk membuat kesimpulan tantang materi Jurnal Pengeluaran Kas agar pemahaman siswa semakin baik.
 Mengkonsolidasi kembali perhatian siswa
 Mengorganisasikan semua materi yang telah dipelajari
 Guru memutuskan untuk memberi tugas kepada siswa

6. Alat/Media dan Sumber Belajar
1. Alat/Media Belajar
- Papan tulis, spidol,, Penghapus
- Buku teks
- Dan lain-lain
2. Sumber belajar
- Akuntansi 1 untuk smk kelas X, Yudhistira
- Akuntansi Suatu pengantar, Soemarso SR

7. Penilaian
- Jenis penilaian : Test tertulis
- Bentuk penilaian : Instrumen Soal
- Teknik penilaian :
Aspek Skala Penilaian Catatan Keterangan
1. Kognitif 1 – 10 Dilakukan saat PBM
2. Afektif :
- Minat,
- Ketelitian
- Keaktifan,
- Perhatian,
- Disiplin 1 – 5 Dilakukan saat PBM 1= sangat kurang
2= kurang
3= cukup
4= baik
5= sangat baik
3. Psikomotor :
- Persiapan belajar,
- Proses pelaksanaan kegiatan,
- Produktivitas kerja,
- Ketepatan waktu A – D Dilakukan saat PBM A= Sangat Baik
B= Baik
C= Cukup
D= Kurang


………,………2011
Mengetahui
Dosen Pembimbing Mahasiswa PPL I

Drs.H.Abdul Rijal,M,SI N I L W A N
Nip.195907081986011001 NIM: 089204044











MATERI
a. Pengertian
Setiap perusahaan selalu melakukan kegiatan pengeluaran uang. Pengeluaran uang yang dimaksud di atas akan digunakan untuk membeli barang dagang atau barang/jasa selain barang dagang secara tunai, membayar utang, membeli perlengkapan secara tunai dan membayar biaya gaji/biaya lain-lain. Transaksi- transaksi di atas harus dicatat di dalam Jurnal Pengeluaran Kas. Jadi, Jurnal Pengeluaran Kas merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat semua transaksi- transaksi yang berkaitan dengan pengeluaran uang tunai. Ditinjau dari frekuensinya transaksi-transaksi yang berkaitan dengan hal di atas dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu kelompok transaksi yang sering terjadi dan kelompok transaksi yang jarang terjadi. Untuk transaksi yang sering terjadi dalam perusahaan dagang harus dibuatkan kolom jumlah tersendiri. Jadi, Jurnal Pengeluaran Kas adalah Jurnal yang digunakan untuk mencatat semua pengeluaran uang yang dilakukan perusahaan dagang.

b. Manfaat Jurnal Pengeluaran Kas
Jurnal pengeluaran kas digunakan untuk mencatat transaksi pengeluaran kas/uang perusahaan yang cukup sering , sehingga diperlukan kolom khusus untuk akun-akun yang ditimbulkan oleh transaksi tersebut. Dan proses pempostingan ke dalam buku besar lebih mudah.

c. Akun-akun yang masuk ke dalam Jurnal pengeluaran kas
Akun yang masuk dalam jurnal khusus pengeluaran kas tergantung dari pada sifat dan frekuensi terjadinya transaksi. Ini berarti akun yang muncul sangat dipengaruhi oleh volume transaksi dalam perusahaan, dan transaksi itu merupakan pengeluaran kas. Ada beberapa akun yang sering muncul dan dibuatkan kolom dalam jurnal pengeluaran kas antara lain, Kas, utang dagang dan potongan pembelian. Bukan Hanya akun ini saja yang biasanya dibiayai perusahaan menggunakan kas akan tetapi masih banyak akun yang biasa muncul pada perusahaan dagang tetapi frekuensi lebih sedikit dibanding ketiga akun tersebut di atas. Jika ada transaksi pengeluaran kas yang frekuensinya seperti yang dijelaskan di atas maka dibuatkan kolom serba-serbi, dimana kolom ini digunakan untuk mencatat transaksi pengeluaran kas yang kurang sering muncul. Seperti, pembelian, perlengkapan. Beban-beban yang dibiayai menggunakan kas, dan lain-lain.

d. Dokumen/format Jurnal Pengeluaran Kas
UD.XXX
JURNAL PENGELUARAN KAS
Periode Desember 20xx

Tgl No. Bukti Keterangan Ref Debit Kredit
Serba-serbi Utang Dagang Pot. pembelian Kas










Berikut ini transaksi-transaksi pengeluaran kas yang sering terjaadi pada perusahaan dagang dan analisisnya serta bagaimana cara pencatatannya pada perusahaan dagang:
1. Pembelian barang dagang secara tunai, dapat dianalisis menjadi:
Debet : Pembelian
Kredit : Kas
2. Dibayar Utang Usaha tanpa ada potongan, analisisnya adalah:
Debet: Utang Usaha
Kredit: Kas
3. Jika ada potongan Pembelian, maka analisisnya adalah:
Debet : Utang Usaha
Kredit: Kas
Kredit: Potongan Pembelian
Selanjutnya, transaksi-transaksi pembayaran yang jarang terjadi tidak perlu dibuatkan kolom jumlah tersendiri, tetapi cukup ditampung di dalam kolom serba-serbi, sedangkan akun lawannya ( contra account) adalah kas. Transaksi-transaksi pembayaran yang sering terjadi dapat dianalisis menjadi:
- Pembelian perlengkapan secara Tunai, maka analisisnya:
Debet : kolom serba-serbi dengan nama akun perlengkapan
Kredit : Kas
- Pembayaran gaji atau beban lain-lain, maka analisisnya adalah:
Debet: Kolom serba-serbi dengan akun biaya gaji/beban lain-lain.
Kredit: Kas








Latihan Soal:
Berikut ini Anda dihadapkan oleh beberapa transaksi yang berhubungan dengan pengeluaran Kas yang terjadi pada UD. Sabar, Jakarta selama bulan Juli 2010:
Juli 2010 02. Dibeli barang dagang kepada Toko Sahabat, Semarang seharga Rp. 500.000,- secara tunai BKK. 03
08. Dibayar sewa ruangan untuk 1 tahun sebesar Rp. 2.400.000,- BKK. No.5
11. Dibeli kendaraan untuk usaha secara tunai seharga Rp. 20.000.000,- BKK. 06
15. dibayar utang kepada PD Abimanyu faktur tanggal 5/6 menurut faktur Rp. 1.000.000,- potongan Rp. 20.000,- BKK No.7
17. Dibeli barang dagang secara tunai seharga Rp. 700.000,- BKK No.8
Diminta
Coba Anda catat transaksi-transaksi tersebut kedalam jurnal pengeluaran kas
Jawaban:
UD. SABAR
JURNAL PENGELUARAN KAS
Periode Juli 2010

Tgl No. Bukti Keterangan Ref Debit Kredit
Serba-serbi Utang Dagang Pot. pembelian Kas
02 BKK-03 Pembelian √ 500.000 - - 500.000
08 BKK-05 Sewa dibayar dimuka √ 2.400.000 - - 2.400.000
11 BKK-06 Kendaraan √ 20.000.000 - - 20.000.000
15 BKK-07 Pembayaran utang √ - 1.000.000 200.000 800.000
17 BKK-08 Pembelian √ 700.000 - - 700.000
Jumlah 23.600.000 1.000.000 200.000 24.400.000

RPP jurnal Khusus

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )



Mata pelajaran : Ekonomi / Akuntansi

Satuan pendidikan : SMA
Kelas / semester : XII / 1
Waktu : 2 x 45 menit

I. Standar kompetensi :
Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan dagang.

II. Kompetensi dasar :
Mencatat transaksi / dokomen kedalam jurnal khusus

III. Indikator
1. Mengelompokkan transaksi ke dalam jurnal khusus penjualan.

IV. Tujuan pembelajaran :

Setelah kegiatan belajar mengajar selesai,siswa dapat

1. Menafsirkan definisi perusahaan dagang.
2. Mencatat transaksi ke dalam jurnal khusus penjualan.
3. Mengelompokkan transaksi jurnal khusus



V. Materi pembelajaran:
1. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya adalah membeli barang dagangan tanpa merubah bentuk kemudian menjualnya kembali.

2. 4 jenis jurnal khusus :
a. Jurnal khusus penerimaan kas
b. Jurnal khusus pengeluaran kas
c. Jurnal khusus penjualan
d. Jurnal khusus pembelian

3. Format jurnal khusus penjualan : Hal : …..
Tgl / Bln Ref Nama Debitur Jumlah
( D ). Piutang Usaha
( K ). Penjualan
- - -



VI. Strategi dan Model pembelajaran :

a. Strategi pembelajaran : Discovery inquiry
b. Model pembelajaran : Integrated learning,dengan langkah-langkah

sebagai berikut :
1. Tujuan
2. Materi
3. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah disiapkan guru ( guru mencatat semua jawaban )
4. Mendiskusikan jawaban
5. Evaluasi ( bersamaan dengan diskusi dan tanya jawab ).

VII. Langkah-langkah pembelajaran :

Pert No Struktur Kegiatan pembelajaran Waktu
I 1 Pendahuluan a. Melakukan absensi siswa
b. Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
c. Memberikan motivasi tentang peranan akuntansi dalam perusahaan dagang
d. Melakukan appersepsi tentang perusahaan dagang 10 menit
2 Kegiatan inti
1. Informasi singkat tentang jurnal khusus penjualan

Dlm kelompok
menjawab pertanyaan yang
disediakan :

1. Mencari kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan dagang yang ada hubungannya dengan transaksi keuangan.


1. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya tentang materi jurnal khusus penjualan pada perusahaan dagang.
2. Siswa menyampaikan kesimpulan yang didapat dari hasil diskusi.

Konfirmasi :
1. Siswa menyampaikan hasil diskusi kelompoknya.
2. Guru menyempurnakan hasil diskusi.

55 menit



















3 Penutup 1. Membuat rangkuman
2. Memberikan tugas terstruktur


Tugas berstruktur :

Mengisi kolom-kolom jurnal khusus yang telah dibuat,dengan transaksi keuangan yang ditugaskan,:
1. Diterima pendapatan sewa Rp. 1.000,-
2. Dibayar hutang Rp.5.000,-
3. Dijual barang dagang secara tunai Rp.2.500.000,-
4. Dibeli barang Rp.3.000,- dengan syarat 2/10,n 30. )
Dijual barang dagang dengan kredit Rp.2.000

25 menit
90 menit
1 Pendahuluan a. Melakukan absensi siswa
b. Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
c. Memberikan motivasi tentang pentingnya pencatatan dalam jurnak khusus.
d. Melakukan appersepsi tentang jurnal khusus 10 menit
Kegiatan inti



























1. Informasi singkat tentang jenis-jenis jurnal khusus:
1. Memberikan permasalahan kepada siswa jenis-jenis jurnal khusus

2.Siswa menyampaikan kesimpulan tentang jurnal khusus penjualan

KONFIRMASI :
1. Siswa menyampaikan hasil diskusinya.
2. Guru menyempurnakan hasil diskusinya.
55 menit



























3 Penutup 1. Membuat rangkuman
2. Memberikan tugas mandiri tidak berstuktur :
• 1 Jan 05,saldo barang th lalu Rp.1.500.000,-
• 4 jan 05,dibeli barang dagang Rp. 2.500.0000,-
• 10 jan 05,dikembalikan barang Rp.300.000,-karena rusak
• 15 Jan 05,dijual barang shg Rp.1.000.000,-
• 20 Jan 05,Diterima barang shg Rp.200.000,-karena tidak sesuai dengan contoh.
Pertanyaan :
Dari transaksi diatas,Buatlah perhitungan persediaan barang,apabila dipergunakan metode perfectual ( kontinue )

25 menit
Total waktu 90 menit



VIII. Alat,Bahan dan Sumber :
1. Alat : Spidol,media
2. Bahan : Kumpulan pertanyaan
3. Sumber :LKS,Buku cetak.
IX. Penilaian :
• Jenis tagihan : pertanyaan lisan,uji penguasaan materi,tugas
individu dan kelompok
• Bentuk tagihan : uraian terstruktur / terbatas.

X. Soal :

No Soal Kunci jawaban Bobot
1. Apa yang dimaksud dengan jurnal khusus penjualan? Jurnal penjualan adalah jurnal yang digunakan mencatat transakai penjualan secara kredit disebut faktor penjualan 25



2. Sebutkan 4 jurnal khusus pada perusahaan dagang ! 1. Jurnal khusus penerimaan kas
2. Jurnal khusus pengeluaran kas
3. Jurnal khusus pembelian
4. Jurnal khusus penjualan 25
3. Buatlah bentuk umum jurnal khusus penjualan Tgl Debitur Ref Jlh

50
Jumlah bobot 100


Makassar, april 2011

Mengetahui,

Penasehat pembimbing, Mahasiswa,





Drs.H.Abdul Rijal,M,SI Nilwan Nip.195907081986011001 Nim.089204044











RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PERUSAHAAN DAGANG



DI SUSUN OLEH:

Nilwan
089204044


JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2011

Rabu, 26 Januari 2011

tugas ALK

SOAL KK-1
a. Dengan menggunakan rasio financial, analisis posisi kredit relative dari:
1. Industry penyulingan bir dibanding dengan indeks S&P 400:
• Analisis kredit menggunakan rasio lancar dan rasio cepat
Analisis posisi kredit suatu perusahaan dapat dilihat dengan menggunkan analisis rassio finansia yaitu rasio lancer dan rasio cepat perusahhaan tersebut. Berikut ini perbandingan analisi kredit perusahaan penyulingan bir dan S&P 400 menggunakan rasio lancer dan rasio cepatnya dari tahun 2 sampai tahun 6:
Tahun 2 rasio lancar penyulingan bir sebesar 1,3 dan S&P 400 sebesar 1,5. Dari angka tersebut tentunya rasio lancar S&P 400 lebih besar 0,2 dibanding penyuling bir. Dari angka tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan S&P 400 lebih siap apabila utangnya suatu saat ditagih. Rasio lancar S&P 400 sebesar 1,5 ini berarti setiap Rp.1,- dapat ditutupi menggunakan aktiva lancar sebesar Rp.1,5,-. Sementara rasio penyulingan bir sebesar 1,3, ini mengindikasikan bahwa setiap Rp.1,-utang lancer dapat ditutupi Rp.1,3,- aktiva lancer. Dilihat dari rasio lancarnya pada tahun 2, kedua perusahaan dalam keadaan likuid akan tetapi S&P 400 tingkat likuidnya lebih baik dibanding penyyulingan bir.
Sementara apabila dilihat dari rasio cepat pada tahu 2 perusahaan S&P 400 masih lebih tinggi dibanding penyulingan bir. Pada tahun 2 rasio lancar kedua perusahaan itu masing-masing 0,9 dan 0,7. Dari angka tersebut S&P 400 setiap Rp.1,-utang perusahaan dapat ditutupi Rp.0,9,- aktiva lancar paling likuid. Sementara perusahaan penyulingan bir rasio lancarnya sebesar 0,7 ini mengindikasikan bahwa ada Rp.0,7 aktiva lancar untuk membiayai setiap Rp.1,- utang lancar yang jatuh tempo. Rasio cepat dari kedua perusahaan lebih rendah disbanding rasio lancarnya, hal ini berarti jumlah persediaan yang terdapat dalam aktiva lancar itu cukup besar. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2 perusahaan ini masih tidak dalam keadaan likuid disebabkan utang yang telah jatuh tempo tidak dapat dibiayai menggunakan aktiva lancar yang paling likuid.
Pada tahun 3 rasio lancar perusahaan S&P 400 lebih tinggi dibanding rasio lancar penyulingan bir. Akan tetapi rasio lancar S&P 400 sama dengan tahun 2 sedangkan penyulingan bir meningkat 0,1 persen. Ini berarti bahwa perusahaan penyulingan bir mengalami peningkatan likuiditasnya. Sementara untuk rasio cepat perusahaan penyulingan bir juga meningkat 0,1 dibanding tahun 2. Sementara untuk tahun 4 perbandingan baik rasio lancar maupun rasio cepat antara kedua perusahaan sama dengan tahun 2.
Pada tahun 5 besar rasio lancar perusahaan penyulingan bir sebesar 1,5 sedangkan S&P 400 adalah 1,4. Ini berarti rasio lancar perusahaan penylingan lebih tinggi dibanding dengan S&P 400. Tingginya tingkat rasio lancar penyulingan bir, ini mengindikasikan bahwa penyulingan bir tingkat likuiditasnya juga lebih tinggi dibanding S&P 400. Dan apabial dilihat dari rasio cepat penyulingan bir juga mengalami peningkatan 0,2 kali dibanding dengan tahun 3 sementara S&P 400 turun menjadi 0,8 kali. Maningkatnay rasio cepat penyulingan bir berarti setiap Rp.1 utang lancarnya ditagih maka tersedia aktiva lancar paling likuid sebesar Rp.1 untuk menutupinya.
Pada tahun 4 baik itu perusahaan S&P 400 atau penyulingan bir tingkat rasio lancarnya sama. Ini berarti bahwa prestasi perusahaan sama. Akan tetapi bila dilihat dari rasio cepat, penyulingan bir lebih likuid dibanding dengan S&P 400.
• Analisis kredit menggunakan utang jangka panjang terhadap asset dan rasio total utang.
Rasio utang jangka panjang terhadap total asset dan rasio total utang digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh pinjaman
Pada tahun2 besar rasio utang jangka panjang terhadap asset adalah penyulingan bir sebesar 21% dan S&P 400 sebesar 24% sementara untuk rasio total utang adalah penyulingan bir sebesar 37% dan S&P 400 sebesar 43%. Tahun 3 besar rasio utang jangka panjang terhadap total asset untuk kedua perusahaaan adalah perusahaan penyuligan bir sebesar 18% dan perusahaan S&P 400 sebesar 23%. Sementara untuk rasio total utang perusahaan penyulingan bir dan S&P 400 pada tahun ini masing-masing sebesar 15% dan 25%. Pada tahun 4 rasio utang jangka panjang terhadap asset adalah penyulingan bir sebesar 15% dan S&P 400 sebesar 25% sementara untuk rasio total utang sebesar penyulingan bir sebesar 31% dan S%P 400 sebesar 44%. Tahun 5 rasio uatang jangka panjang terhadap asset untuk perusahaan penyulingan bir an S&P 400 adalah masing-masing sebesar 15% dan 26% dan rasio total utang untuk penyulingan bir sebesar 32% dan S&P 400 sebesar 48%. Dan pada tahun 6 besar rasio utang jangka panjang terhadap asset penyulingan bir sebesar 17% dan S&P 400 sebesar 27%. Sementara untuk rasio total utang penyulingan bir dan S&P 400 masing-masing sebesar 34% dan 48%.
Dari perbandingan baik rasio utang terhadap jangka panjang terhadap asset ataupun rasio total utang adalah sebagi berikut:
Dari angka-angka rasio total utang dari tahun ke tahun untuk perusahan penyulingan bir semua berada diatas 30% ini berarti bahwa dalam menambah aktiva, perusahaan banyak melakukan pinjaman. Contoh pada tahun 6 diamana penyulingan bir mempunyai rasio total utang adalah sebesar 37% ini berarti bahwa 37% aktiva perusahaan dibelanjai oleh pinjaman dan terdapat 17% didalam persentase tersebut merupakan utang jangka panjang. Sementara untuk perusahaan S&P 400 besar rasio total utang pada tahun 6 adalah sebesar 48%, ini berarti bahwa terdapat 48% aktiva perusahaan dibelanjai oleh pinjaman. Dan 27% utang tersebut merupakan utang jangka pannjang.
2. Anheuser-Busch dibandingkan dengan industry penyulingan
• Analisis kredit menggunakan rasio lancar dan rasio cepat
Perusahaan Anheuser-Busch mempunyai rasio lancar pada tahun 2 sebesar 1,1 dan perusahaan penyulingan bir sebesar 1,3 dari angka tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua perusahaan dalam kondisi likuid. Akan tetapi tingkat likuiditas perusahaan penyulingan bir lebih tinggi dibanding dengan Anheuser-Busch. Dan apabila likuiditasnya dilihat dari rasio cepatnya kedua perusahaan tidak dalam keadaan likuid. Untuk penyulingan bir besar rasio cepatnya adalah 0,7 angka ini menggambarkan bahwa setiap Rp.1 utang lancar hanya mammpu ditutupi Rp.0,7 aktiva lancar yang paling likuid. Dan perusahaan Anheuser-Busch besar rasio cepatnya adalah 0,4 kali, itu artinya bahwa apabila utang perusahaan sauatu saat ditagih maka perusahaan tidak mampu memabyarnya dengan menggunakan aktiva lancar karena setiap Rp.1 utang lancar hanya mampu ditutupi oleh aktiva yan paling likuid yaitu sebesar Rp. 0,4.
Pada tahun 3 tingkat likuiditas tidak jauh berbeda bila dibandingkan denga tahun2 dimana rasio lancar untuk kedua perusahaan hanya mengalami penigkatan 0,1 kali. Untuk rasio cepat kedua perusahaan ini meningkat. Perusahaan penyulingan bir meningkat 0,1 kali menjadi 0,8 dan Anheuser-Busch meningkat 0,3 kali menjadi 0,7. Dari angka rasio cepat tersebut maka keadaan perusahaan tidak dalam kondisi likuid dikarenakanrasio cepat berada di bawah 1.
Pada tahun 4 rasio lancar peyulingan bir sebesar 1,3, angka ini mengindikasikan bahwa setiap Rp.1 utang lancar perusahaan penyulingan bir bila suatu saaat diragih maka tersedia dana Rp.1,3 aktiva lancar untuk menutupi utang tersebut. Perusahaan penyulingan bir dalam kondisi likuid bila dilihat dari rasio lancar. Sementara Anheuser-Busch rasio lancarnya sebesar 1,1 kali hal ini berarti bahwa perusahaan dalam keadaan cukup likuid dikarenakan apabila suatu saat utang lancar ditagih oleh pihak kreditur maka tersedia dana untuk melunasinya. Semetara apabila dilihat dari rasio cepat, maka kedua perusahaan tidak dalam keadaan likuid.
Pada tahun 5 kedua perusahaan dalam kondisi likuid bila dilihat dari rasio lancarnya dan apabila dilihat dari rasio cepat perusahaan penyulingan bir dalam keadaan cukup likuid sementara untuk perusahaan Anheuser-Busch tidak dalam keadaan likuid.
Pada tahun 6 rasio lancar penyulingan bir dan Anheuser-Busch masing-masing 1,4 dan 1,0. Angka tersebut menunjukkan bahwa rasio lancar penyulingan bir lebih tinggi. Dan apabila rasio lancar tersebut digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas dari kedua perusahan tersebut, maka perusahaan dalam kondisi likuid. Sementara untuk rrasio cepat penyulingan bir dan Anheuser-Busch adalah masing-masing sebesar 0,8 dan 0,4 kali. Apabila rasio ini digunakan untuk melihat tingkat likuditas, maka kedua perusahaan ini tidak dikategorikan perusahaan yang mampu melunasi utang lancarnya menggunakan aktiva lancar yang paling likuid.
• Analsis kredit dilihat dari rasio utang jangka panjang terhadap asset dan rasio total utang.
Apabila dilihat dari rasio total utang maka kita akan melihat seberapa persen aktiva perusahaan dibelanaji dengan utang. Dan untuk rasio utang jangka panjang terhadap asset mengukur persentase total asset dibelanjai menggunakan pinjaman jangka panjang.
Pada tahun 6 perusahaan penyulingan bir mempunyai rasio total utang sebesar 34% dan rasio utang jangka panjang terhadap asset sebesar 17%. Hal ini mengindikasikan bahwa 34% aktiva perusahaan diperoleh atau dibelanjai menggunakan utang/pinjaman, dan 17% didalamnya merupakan utang jangka panjang. Sementara perusahaan Anheuser-Busch memiliki rasio total utang sebesar 37% dan rasio utang jangka panjang terhadap asset sebesar 19%. Angka ini menunjukkan bahwa asset perusahaan dibelanjai menggunakan pinjaman cukup besar. Dimana ada 37% asset perusahaan dibelanjai menggunakan pinjaman. Dan 19% asset merupakan pinjaman jangka panjang. Semakin tinggi kedua rasio ini, berarti batas pengamanan bagi kreditur makin rendah. Dan kemampuan kedua perusahaan ini dalam melunasi utangnya juga rendah.

3. Anheuser-Busch dibandingkan dengan S&P 400
• Analisis kredit menggunakan rasio lancar dan rasio cepat
Pada tahun 2, 3,4,5, dan 6 tingkat likuiditas perusahaan relative tetap dari tahun ketahun dan dapat dikatakan peruahaan yang kemapuan melunasi utang jangka pendeknya cukup baik. Pada tahu 2 rasio lancar perusahaan Anheuser-Busch sebesar 1,1 lebih rendah dibanding perusahaan S&P 400 yang besarnya adalah 1,5 kali. Pada tahun 3 besar rasio lancar perusahaan Anheuser-Busch dan S&P 400 masing-masing sebesar 1,2 dan 1,5. Pada tahun 4 rasio lancar Anheuser-Busch sebesar 1,1 dan S&P 400 sebesar 1,5. Pada tahun 5 rasio lancar perusahaan Anheuser-Busch dan S&P 400 masing-masing sebesar 1,4 dan 1,2 dan pada tahun 6 rasio lancar kedua perusahaan ini adalah Anheuser-Busch sebesar 1,4 dan S&P 400 sebesar 1,0. Dari angka tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat likuiditas Anheuser-Busch lebih rendah bila dibandingkan S&P 400.
Sementara apabila tingkat likuiditas kedua perusahaan ini diukur menggunakan rasio cepanya, maka perusahaan Anheuser-Busch memiliki tingkat likuiditas lebih rendah dari perusahaan S&P 400. Contoh pada tahun 6 tingkat rasio cepat Anheuser-Busch sebesar 0,4 sedangkan S&P 400 sebesar 0,8. Dari angka tersebut dapat disimpulkan kedua perusahaan tidak dalam keadaaan likuid.


• Analisis kredit menggunakan rasio total utang dan utang jangka panjang terhadap asset.
Untuk rasio total utang kedua perusahaan adalah sebagai berikut:
Pada tahun 2 perusahaan Anheuser-Busch sebesar 41% dan S&P 400 sebesar 43%. Tahun 3 Anheuser-Busch sebesar 39% dan S&P 400 sebesar 42%. Tahun 4 Anheuser-Busch sebesar 34% dan S&P 400 sebesar 44%. Tahun 5 Anheuser-Busch sebesar 33% dan S&P 400 sebesar 48%. Dan pada tahun 6 rasio total utang kedua perusahaan masing-masing adalah 37% dan 48%.
Berikut ini rasio utang jangka panjang terhadap asset dari tahun 2 samapi tahun 6 adalah:
Pada tahun 2 rasio utang jangka panjang terhadap asset perusahaan Anheuser-Busch sebesar 25% dan S&P 400 sebesar 24%. Tahun 3 Anheuser-Busch sebesar 22% dan S&P 400 sebesar 23%. Tahun 4 Anheuser-Busch sebesar 18% dan S&P 400 sebesar 25%. Tahun 5 besar rasio uatng jangka panjang terhadap asset adalah Anheuser-Busch 17% dan S&P 400 sebesar 26%. Dan untuk tahun 6 Anheuser-Busch sebesar 19% dan S&P 400 sebesar 27%.
Dari rasio tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dari tahu 2 sampai tahu 6 dari kedua perusahaan persentase aktiva dibelanjai menggunakan pinjaman terlalu besar. Dan utang tersebut merupakan utang jangka panjang yang memiliki persentase tertinggi. Contohnya pada tahun 6 besar rasio total utang untuk perusahaan Anheuser-Busch sebesar 37% dan rasio utang jangka panjang terhadap rasset adalah sebesar 19%. Angka tersebut mengindikasikan bahwa ada 37% aktiva perusahaan dibelanjai menggunakan utang, dan 19% aktiva tersebut merupakan utang jangka panjang. Sementara untuk perusahaan S&P 400 rasio total utang sebesar 48% dan rasio utang jangka panjang terhadap asset sebesar 27%. Hal ini berarti ada 48% dari total aktiva dibelanjai menggunakan pinjaman dan 27% diantaranya merupakan pinjaman jangka panjang.

b. Menggunakan analisis diatas maka dapat digambarkan posisi sekarang dari perusahaan Anheuser-Busch.
Dari analisis di atas perubahan kualitas kredit dari Anheuser-Busch tidak mengalami perubahan yang signifikasn dikarenakan persentase jumlah asset dibelanjai menggunakan utang cukup besar. Itu dapat terlihat dari rasio lima tahun terakhir. Dan diantara asset tersebut terdapat persentase asset yang dibelanaji oleh pinjaman jangka panjang. Selain itu tingkat likuiditas perusahaan rendah dimasa sekarang baik itu dilihat dari rasio lancar apalagi dilihat dari rasio cepat. Meskipun kas yang digunakan untuk melunasi utang cukup besar akan tetapi perputaran asset yang digunakan untuk menghasilkan laba hanya 1,4 kali. Selain itu rasio margin laba bersih dari tahun ke tahun naik tapi itu tidak mampu menutupi kualitas kredit perusahaan ini. Jadi kesimpulan kami perusahaan tidak mengalami perubahan kreditnya.

SOAL KK-2 .
Tidak bisa dikerja dikarenakan tidak ada soal 10-5 didalam buku. Sementara soal harus berdasarkan soal tersebtu.

SOAL KK-3
a. Direktur penelitian laba tetap (fixed income) berpendapat bahwa keempat rasio yang dihitung tersebut tidak memperlihatkan perubahan yang penting pada kondisi financial FGC. Berdasarkan hasil diskusi kami, dapat dijelaskan berbagai keterbatasan dari rasio-rasio dalam menilai likuiditas dan kinerja operasi dari FGC sebagai berikut:

• Rasio Cepat (acid test ratio)
Pada tahun 4 rasio cepat perusahaan ini sebesar 0,73 kali. Angka ini berarti bahwa setiap Rp.1 utang lancar perusahaan hanya mampu di tutupi Rp.0,73 aktiva lancar yang paling likuid. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan dalam keadaan tidak likuid.
Pada tahun 5 rasio cepat perusahaan ini meningkat 0,05kali menjadi 0,78 kali. Rasio tersebut berarti bahwa perusahaan tidak mampu menutupi utang lancarnya dengan menggunakan asset yang mudah dicairkan, karena setiap Rp.1 utang hanya mampu ditutupi Rp.0,78 menggunakan aktiva lancar yang paling mmudah dicairkan. Dalam kondisis seperti ini perusahaan tidak dalam keadaan likuid.
Pada tahun 6 rasio cepat FGC kembali turun 0,01 dibanding tahun 5 akan tetapi lebih tinggi dibanding tahun 4, rasio cepat pada tahun ini sebesar 0,77. Dari angka/rasio tersebut hanya ada Rp.0,77 asset lancar yang mudah dicairkan untuk menutupi setiap Rp.1 utang lancarnya bila utang tersebut suatu saat ditagih oleh kreditur. Dan dari rasio tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tahun 6 perusahaan FGC tidak dalam keadaan likuid.
Dari analisis rasio cepat di atas perusahaan FGC tidak memperlihatkan perubahan yang penting pada kondisi finansialnya.
• Perputaran Piutang
Rasio perputaran piutang digunakan untuk menunjukkan dan menganalisis berapa kali parusahaan menagih piutangnya dalam suatu periode. Angka /rasio ini ini juga menunjukkan efisiensi kinerja perusahaan dalam mengelola piutangnya.
Pada tahun 4 besar rasio perputaran piutang FGC adalah 8,9 kali. Pada periode ini perusahaan hanya dapat melakukan 8,9 kali penagihan terhadap piutangnya. Sementara untuk tahun 5 besar rasio perputaran piutang sebesar 8,1 kali. Angka tersebut lebih rendah dibanding periode sebelumnya. pada periode ini perusahaan hanya mampu mmelakukan penagihan piutangnya. Menurunnya rasio ini pada tahun 5 menunjukkan efisiensi penagihan piutang maki buruk karena makin lamanya pendapat dapat dilaukan.
Pada tahun 6 rasio perputaran turun sebesar 0,7 kali menjadi 7,4 kali dibanding periode tahun 5. Menurunnya rasio perputaran pitang pada periode ini berarti bahwa efisiensi penagihan justru lebih buruk dibanding tahun 5. Pada tahun ini perusahaan hanya mampu melakukan 7,4 kali penagihan.
Dari penjelasan diatas maka kami menyimpulkan bahwa perubahan kondisi financial perusahaan ini tidak mengalami perubahan, justru kinerja operasinya sangat rendah.
• Perputaran Persediaan
Rasio perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan berapa kali (secara rata-rata) persediaan barang dijual dan diganti selama satu periode. Makin tinggi angka ini makin baik bagi perusahaan. Angka ini juga mengukur efisiensi pengelolaan persediaan.
Pada tahun 4 rasio perputaran persediaan perusahaan ini sebesar 11,4 kali. Angka ini berarti perusahaan melakukan 11,4 kali menjual dan mengganti persediaan pada tahun ini. Rasio sebesar 11,4 masih dikategorikan rendah dalam mengukur efisiensi pengelolaan persediaan.
Pada tahun 5 rasio perputaran persediaan naik menjadi 12,4 kali. Naiknya rasio ini berarti meningkatnya pula efesiensi pengelolaan persediaan. Angka ini juga berarti bahwa barang yang ada tidak terlalu lam disimpan digudang. Akan tetapi rasio perputaran persediaan sebesar 12,4 kali masih dalam rendah dalam mengukur efisiensi pengelolaan persediaan.
Dan pada tahun 6 rasio perputaran persediaan meningkat menjadi 13,3 kali dibanding tahun 5. Angka 13,3 tersebut berarti bahwa perusahaan melakukan 13,3 kali penjualan dan penggantian barang dalam satu periode. Akan tetapi angka tersebut masih tergolong rendah untuk mengukur efisiensi pengelolaan persediaan.
• Margin Laba Operasi
Angka ini mengukur berapa laba yang diperoleh untuk setiap rupiah penjualan yang dihasilkan. Selain itu, rasio ini menunjukkan produktivitas perusahaan dalam menghasilkan laba.
Pada tahun 4 rasio margin laba operasi perusahaan FGC adalah sebesar 16,6%. Angka ini menunjukkan bahwa setiap Rp.100 penjualan akan menghasilkan laba sebesar Rp.16,6. Dan pada tahun 5 rasio margin laba operasi sebesar 13,3%, angka ini lebih rendah dibanding dengan tahun 4. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba telah menurun. Penurunan ini apabila dilihat dari laporan keuangannya disebabkan oleh menurunnya tingkat penjualan sementara harga pokok penjualannya mengalami peningkatan.
Pada tahun 6 rasio margin laba operasi sebesar 14,9% meningkat dibanding tahun 5 akan tetapi lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun 4. Besarnya rasio tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp.100 penjualan dapat menghasilkan laba sebesar Rp.14,9%. Rendahnya rasio margin laba operasi berarti rendahnya produktivitas perusahaan dalam menghhasilkan laba.

b. Dua pengukuran yang lebih baik terhadap likuiditas jangka pendek dan kinerja operasi dari FGC.


a. Rasio lancar:
Keterangan Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6
Utang Lancar $415,9 $681,6 $539,0
Aktiva Lancar $864,6 $673,3 $544,4
Rasio 2,08 X 0,99 X 1,1 X



Dari rasio lancar tersebut di atas kita dapat menganalisis tingkat likuiditas perusahaan FGC. Pada tahun 4 rasio lancarnya sebesar 2,08 kali. Angka ini berarti setiap $1 utang lancarnya tersedia aktiva lancar $2,08 untuk melunasi utang tersebut. Hal ini berarti perusahaan dalam keadaan yang likuid.
Pada tahun 5 rasio lancar FGC menurun menjadi 0,99X bila dibandingkan dengan tahun 4. Angka 0,99 berarti bahwa perusahaan dalam keadaan tidak likuid, karena hanya ada $0,99 aktiva yang dapat digunakan untuk menutupi utang yang jatuh tempo sebesar $1.
Sementara untuk tahun 6 rasio lancar FGC sebesar 1,1 kali meningkat dibanding tahun 5 akan tetapi masih rendah dibanding tahun 4. Rasio lancar sebesar 1,1 kali mmengindikasikan bahwa setiap $1 utang lancar tersedia aktiva lancar $1,1 untuk melunasinya. Dan pada tahun ini perusahaan dalam keadaaan cukup likuid, karena tersedia dana untuk menutupi utang pada saat ditagih oleh pihak pemberi utang tersebut.
b. Perputaran Aktiva

Keterangan Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6
Penjualan bersi $2,254,4 $2.248,0 $1.107,7
Total Aktiva 1.957,5 1.821,2 1.657,3
Rasio 1,15 1,23 0,67

Analisis rasio perputaran aktiva digunakan untuk mengukur kinerja operasi sebuah perusahaan dan melihat sejauh mana penggunaan aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan.
Pada tahun 4 FGC mempunyai rasio perputaran aktiva sebesar 1,15 kali hal ini mengindikasikan bahwa setiap $1 aktiva yang dimiliki perusahaan hanya mampu menghasilkan penjualan sebesar $1,15.
Pada tahun 5 rasio perputaran aktiva FGC sebesar 1,23 kali, meningkat sebesar 0,08 kali dibanding tahun sebelumnya. anngka tersebut berarti bahwa setiap $1 aktiva yang dimiliki perusahaan hanya mampu menghasilkan penjualan sebesar $1,23.
Dan untuk tahun 6 rasio perputaran aktiva turun menjadi 0,67 kali. Menurunnya rasio ini mengindikasikan bahwa penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan sangat rendah. Karena setiap $1 aktiva yang dimiliki perusahaan hanya mampu mengahasilkan penjualan sebesar $0,67. Rendahnya rasio tersebut berarti kinerja operasi perusahaan dalam penggunaan aktiva guna menghasilkan penjualan buruk.
c. Membeli, menahan atau menjual obligasi
Dari analisis diatas bahwa kami dapat menyimpulkan perusahaan dalam keadaan tidak stabil bahkan kami proyeksikan akan mengalami kebangkrutan beberapa tahun kedepan sehingga kami memutuskan untuk menjual obligasi FGC dengan alasan kami tidak yakin bahwa obligasi tersebut akan memberikan keuntungan bagi kami.


KASUS KK-2
Analsis Finansial Komprehensif (ZETA CORPORATION)
a. Kenaikan dalam ekuitas pemegang saham sejumlah $7.000 untuk tahun 6 adalah:
- Meningkatnya saham biasa pada tahun 6 dibanding dengan tehun 5 sebesar $500
- Modal disetor juga mengalami penambahan sebesar $9.500
- Menurunya laba yang dihasilkan sebesar $3.000
Perhitungan:
Saham biasa $ 500
Modal disetor $9.500
Laba ($3.000)
Peningkatan total ekuitas pemegang saham $7.000

b. Catatan 6 menjelaskan “kapitaslisasi obligasi sewa guna usaha” dari $1.000.
- Surat utang dengan bunga 10% kepada institusi investor yang terutang dengan cicilan tahunan sebesar $900 sampai tahun 10 hanya pos inilah yang meningkat pada tahun ini yaitu $900.
- Jumlah yang merefleksikan sewa guna usaha ini adalah obligasi lindung guna terkapitalisasi terutang sampai tahun 9 dengan tingkat bunga rata-rata sebesar 8% yaitu sebesar $1000
- Sewa guna usaha ini dalam laporan arus kas adalah kas yang tersedia dari dari (dan digunakkan untuk) pembiayaan. Dimana perusahaan mengurangi utang jangka panjangnya sebesar $1.000

c. Menentukan utang yang dibayarkan pada tahun 6 adalah:
• Membayar wesel tak terjamin kepada bank $4.000
• Obligasi 1.000
• Wesel bayar kepada bank 5.000
• Jaminan dan surat utang lainnya 1.700
• Utang yang jatuh tempo 1.000
Total utang jangka panjang yang dibayar 12.700
Sementara ada peningkatan utang terhadap investor sebesar $900 sehingga hasil perhitungan kami bahwa jumlah utang yang terdapat pada neraca sebesar $15,200 sudah sama dengan yang kami hitung.

KASUS KK-3
Analisis Komprehensif
Untuk Investasi Ekuitas
a. Analisis komparasi dalam empat area pada perusahaan Coca-Cola Company (KO) dan Coco-Cola Ente$rise (CCE).
1. Likuiditas Jangka Pendek
Rasio lancar:

Coca-Cola Company (KO)
Salah satu cara yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan adalah menghitung rasio lancarnya. Pada perusahaan Coca-Cola Company (KO) memiliki rasio lancar sebesar 1,13 kali, ini berarti bahwa setiap $. 100 utang lancar perusahaan dapat ditutupi dengan $.113 aktiva lancarnya. Dan dalam rasio sebesar itu perusahaan dalam keadaan likuid.

Coca-Cola Ente$rise (CCE)
Perusahaann CCE memiliki rasio lancar sebesar 0,89 kali. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan tidak dalam keadaan likuid. Dikarenakan hanya tersedia aktiva lancar sebesar $.89 sementara utang yang ada adalah sebesar $.100.

2. Struktur modal dan Solvabilitas
Rasio Total Utang:
Coca-Cola Company (KO)
Rasio total utang terhadap ekuitas digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Pada perusahaaan KO mempunyai rasio utang terhadap ekuitas sebesar 0,55 kali mengindikasikan bahwa untuk tiap-tiap $.1 pendanaan ekuitas, terdapat $.0,55 pendanaan dari kreditur.

Coca-Cola Ente$rise (CCE)
Perusahaan CCE memiliki rasio utang terhadap ekuitas sebesar 0,61 kali, hal ini berarti setiap $.1 pendanaan ekuitas, terdapat $.0,66 pendanaan dari kreditur.

3. Rasio Utilitas asset
Rasio pe$utaran total asset
Coca-Cola Company (KO)
Pe$utaran total asset digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan digunakan dan menghasilkan penjualan. Dan pada perusahaan KO tingkat rasio pe$utaran total assetnya sebesar 1,12 kali, berarti bahwa setiap $.1 aktiva perusahaan yang dioperasikan dapat menghasilkan penjualan sebesar $.1,12.

Coca-Cola Ente$rise (CCE)
Sementara pada perusahaan CCE lebih rendah dibandingkan dengan rasio perusahaan KO. Rasio pe$utaran total asset CCE adalah sebesar 0,83 berarti tiap $.1 aktiva perusahaan yang dioperasikan perusahaan hanya mampu menghasilkan penjualan sebesar $.0,83.

4. Profitabilitas
Margin laba:
Coca-Cola Company (KO)
Margin laba mengukur berapa laba yang diperoleh untuk setiap dollar penjualan yang dihasilkan. Perusahaan KO pada periode memiliki rasio Margin laba sebesar 0,13, hal ini mengindikasikan bahwa tiap-tiap $1 panjualan yang dihasilkan hanya mampu menghasilkan laba bersih sebesar $0,13. Laba ini relative rendah.

Coca-Cola Enterprise (CCE)
Rasio Margin laba perusahaan CCE sebesar 0,04 berarti bahwa tiap-tipa $1 penjualan yang diperoleh hanya menghasilkan laba bersih sebesar $0,04. Tingka profitabilitas perusahaan dengan melihat rasio sebesar itu dapat dikategorikan rendah.

Perbedaan anatar KO dengan CCE dari keempat area di atas sebagai berikut:
Ada beberapa perbedaan yang terdapat pada perusahaan KO dan CCE baik dari area likuiditas, struktur modal dan solvabilitas, utilitas asset dan profitabilitas. Dilihat dari likuiditas, perusahaan KO lebih baik dibanding perusahaan CCE. Hal ini dapat dilihat dari rasio lancarnya. Apabila dilihat dari solvabilitas, perusahaan KO masih lebih baik dikarenakan utang yang terdapat pada pendanaannya operasi yang dilakukan lebih rendah dibanding perusahaan CCE. Sementara dilihat dari segi utilitas asset, pemanfaatan asset untuk menghasilkan penjualan perusahaan KO lebih baik dibanding CCE. Hal ini dapat dilihat pada rasio perputaran total asset KO yang lebih besar dibanding CCE. dan pada periode ini tingkat profitabilitas perusahaan KO masih lebih baik dibanding perusahaan CCE, dimana rasio margin laba KO lebih besar dibanding CCE.
b. Lima penyesuaian terhadap laporan keuangan guna meningkatkan komparabilitas dan manfaat untuk analisis financial.
1. Perusahaan harus meningkatkan kemampuannya dalam melunasu utang jangka pendeknya, karena tingkat likuiditas kedua perusahaan masih rendah.
2. Untuk perusahaan CCE tingkat utang jangka panjang pada ekuitas cukup tinggi, hal ini perlu dikurangi.dan untuk KO tingkat utang jangka pendeknya dalam ekuitas juga sangat tinggi yang resikonya lebih besar dibanding utang jangka panjang.
3. Kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva untuk operasinya guna menghasilkan penjualan masih rendah. Olehnya itu, perusahaan harus mampu memperbaiki hal itu.
4. Tingkaat ROE perusahaan relative rendah. Olehnya itu, perusahaan harus meningkatkan efisiensi penggunaan aktiva guna memperoleh laba.
5. Laba yang dihasilkan perusahaan disetiap penjualan juga rendah. Olehnya itu, perusahaan harus menahan biaya yang dikeluarkan serta harga jual yang ditetapkan terlalu rendah. Hal ini harus diperhatikan perusahaan ini.

Rabu, 22 Desember 2010

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 24 TAHUN 2005

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN

PENDAHULUAN
Tujuan
Kerangka Konseptual ini merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah. Tujuannya adalah sebagai acuan bagi:
(a). penyusun standar akuntansi pemerintahan dalam melaksanakan tugasnya;
(b). penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar;
(c). pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan; dan
(d).para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan pada laporan keuangan

Kerangka konseptual ini berfungsi sebagai acuan dalam hal terdapat masalah akuntansi yang belum dinyatakan dalam Standar Akuntansi Pemerintahan.
Dalam hal terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan standar akuntansi, maka ketentuan standar akuntansi diunggulkan relative terhadap kerangka konseptual ini. Dalam jangka panjang, konflik demikian diharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan pengembangan standar akuntansi di masa depan.

Ruang Lingkup
Kerangka Konseptual ini membahas:
(a) tujuan kerangka Konseptual;
(b) lingkungan akuntansi pemerintah;
(c) pengguna dan kebutuhan informasi para pengguna;
(d) entitas pelaporan;
(e) peranan dan tujuan pelaporan keuangan, serta dasar hukum;
(f) asumsi dasar, karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan, prinsip-prinsip, serta kendala informasi akuntansi; dan
(g) definisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan.

Kerangka Konseptual ini berlaku bagi pelaporan keuangan pemerintah pusat dan daerah.

LINGKUNGAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Lingkungan operasional organisasi pemerintah berpengaruh terhadap karakteristik tujuan akuntansi dan pelaporan keuangannya.
Ciri-ciri penting lingkungan pemerintahan yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan adalah sebagai berikut:
(a) Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan yang diberikan:
(1) bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan;
(2) sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan antar pemerintah;
(3) adanya pengaruh proses politik;
(4) hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan pemerintah.
(b) Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian:
(1).anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal dan sebagai alat pengendalian;
(2) investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan pendapatan; dan
(3) kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan pengendalian.

Bentuk Umum Pemerintahan dan Pemisahan Kekuasaan
Dalam bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berazas demokrasi, kekuasaan ada di tangan rakyat. Rakyat mendelegasikan, kekuasaan kepada pejabat publik melalui proses pemilihan. Sejalan dengan pendelegasian kekuasaan ini adalah pemisahan wewenang di antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Sistem ini dimaksudkan untuk mengawasi dan menjaga keseimbangan terhadap kemungkinan penyalahgunaa kekuasaan di antara penyelenggara pemerintahan.
Sebagaimana berlaku dalam lingkungan keuangan pemerintahan, pihak eksekutif menyusun anggaran dan menyampaikannya kepada pihak legislatif untuk mendapatkan persetujuan. Setelah mendapat persetujuan, pihak eksekutif melaksanakannya dalam batas-batas apropriasi dan ketentuan perundang-undangan yang berhubungan dengan apropriasi tersebut. Pihak eksekutif bertanggungjawab atas penyelenggaraan keuangan tersebut kepada pihak legislatif dan rakyat.

Sistem Pemerintahan Otonomi dan Transfer Pendapatan antar Pemerintah
Secara substansial, terdapat tiga lingkup pemerintahan dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia, yaitu pemerintah pusat, pemerintah propinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah yang lebih luas cakupannya memberi arahan pada pemerintahan yang cakupannya lebih sempit. Adanya pemerintah yang menghasilkan pendapatan pajak atau bukan pajak yang lebih besar mengakibatkan diselenggarakannya ststem bagi hasil, alokasi dana umum, hibah, atau subsidi antar entitas pemerintahan.

Pengaruh Proses Politik
Salah satu tujuan utama pemerintah adalah meningkatkan kesejahteraan seluruh
rakyat. Sehubungan dengan itu, pemerintah berupaya untuk mewujudkan
keseimbangan fiskal dengan mempertahankan kemampuan keuangan negara yang
bersumber dari pendapatan pajak dan sumber-sumber lainnya guna memenuhi
keinginan masyarakat. Salah satu ciri yang penting dalam mewujudkan keseimbangan
tersebut adalah berlangsungnya proses politik untuk menyelaraskan berbagai
kepentingan yang ada di masyarakat.

Hubungan antara Pembayaran Pajak dan Pelayanan Pemerintah
Walaupun dalam keadaan tertentu pemerintah memungut secara langsung atas
pelayanan yang diberikan, pada dasarnya sebagian besar pendapatan pemerintah
bersumber dari pungutan pajak dalam rangka memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Jumlah pajak yang dipungut tidak berhubungan langsung dengan pelayanan yang diberikan pemerintah kepada wajib pajak. Pajak yang dipungut dan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah mengandung sifat-sifat tertentu yang wajib dipertimbangkan dalam mengembangkan laporan keuangan, antara lain sebagai berikut:
(a). Pembayaran pajak bukan merupakan sumber pendapatan yang sifatnya suka rela.
(b). Jumlah pajak yang dibayar ditentukan oleh basis pengenaan pajak sebagaimana ditentukan oleh peraturan perundang-undangan, seperti penghasilan yang diperoleh, kekayaan yang dimiliki, aktivitas bernilai tambah ekonomis, atau nilai yang diperoleh.
(c). Efisiensi pelayanan yang diberikan pemerintah dibandingkan dengan pungutan yang digunakan untuk pelayanan dimaksud sering sukar diukur sehubungan dengan monopoli pelayanan oleh pemerintah. Dengan dibukanya kesempatan kepada pihak lain untuk menyelenggarakan pelayanan yang biasanya dilakukan pemerintah, seperti layanan pendidikan dan kesehatan, pengukuran efisiensi pelayanan oleh pemerintah menjadi lebih mudah.
(d). Pengukuran kualitas dan kuantitas berbagai pelayanan yang diberikan pemerintah adalah relatif sulit.

Anggaran sebagai Pernyataan Kebijakan Publik, Target Fiskal, dan Alat
Pengendalian
Anggaran pemerintah merupakan dokumen format hasil kesepakatan antara eksekutif dan legislatif tentang belanja yang ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan pemerintah dan pendapatan yang diharapkan untuk menutup keperluan belanja tersebut atau pembiayaan yang diperlukan bila diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus. Dengan demikian, anggaran mengkoordinasikan aktivitas belanja pemerintah dan memberi landasan bagi upaya perolehan pendapatan dan pembiayaan oleh pemerintah untuk suatu periode tertentu yang biasanya mencakup periode tahunan. Namun tidak tertutup kemungkinan disiapkannya anggaran untuk jangka waktu lebih atau kurang dari setahun. Dengan demikian fungsi anggaran di lingkungan pemerintah mempunyai pengaruh penting dalam akuntansi dan pelaporan keuangan, antara lain karena:
(a) Anggaran merupakan pernyataan kebijakan publik.
(b).Anggaran merupakan target fiskal yang menggambarkan keseimbangan antara belanja, pendapatan, dan pembiayaan yang diinginkan.
(c) Anggaran menjadi landasan pengendalian yang memiliki konsekuensi hukum.
(d) Anggaran memberi landasan penilaian kinerja pemerintah.
(e) Hasil pelaksanaan anggaran dituangkan dalam laporan keuangan pemerintah sebagai pernyataan pertanggungjawaban pemerintah kepada publik.

Investasi Dalam Aset yang Tidak Menghasilkan Pendapatan
Pemerintah menginvestasikan dana yang besar dalam bentuk aset yang tidak secara langsung menghasilkan pendapatan bagi pemerintah seperti gedung perkantoran, jembatan, jalan, taman, dan kawasan reservasi. Sebagian besar aset dimaksud mempunyai masa manfaat yang lama sehingga program pemeliharaan dan rehabilitasi yang memadai diperlukan untuk mempertahankan manfaat yang hendak dicapai. Dengan demikian, fungsi aset dimaksud bagi pemerintah berbeda dengan fungsinya bagi organisasi komersial. Sebagian besar aset tersebut tidak menghasilkan pendapatan secara langsung bagi pemerintah, bahkan menimbulkan komitmen pemerintah untuk memeliharanya di masa mendatang.

Kemungkinan Penggunaan Akuntansi Dana untuk Tujuan Pengendalian
Akuntansi dana (fund accounting) merupakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan yang lazim diterapkan di lingkungan pemerintah yang memisahkan Kelompok dana menurut tujuannya, sehingga masing-masing merupakan entitas akuntansi yang mampu menunjukkan keseimbangan antara belanja dan pendapatan atau transfer yang diterima. Akuntansi dana dapat diterapkan untuk tujuan pengendalian masing-masing Kelompok dana Selain Kelompok dana umum (the general fund) sehingga perlu dipertimbangkan dalam pengembangan pelaporan keuangan pemerintah.

PENGGUNA DAN KEBUTUHAN INFORMASI
Pengguna Laporan Keuangan
Terdapat beberapa Kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah namun
tidak terbatas pada:
(a) masyarakat;
(b) para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa;
(c) pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman;
dan
(d) pemerintah.

Kebutuhan Informasi
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umum untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua Kelompok pengguna. Dengan demikian laporan keuangan pemerintah tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari masing-masing Kelompok pengguna. Namun demikian, berhubung pajak merupakan sumber utama pendapatan pemerintah maka ketentuan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan informasi para pembayar pajak perlu mendapat perhatian.
Meskipun memiliki akses terhadap detail informasi yang tercantum di dalam laporan keuangan, pemerintah wajib memperhatikan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan untuk keperluan perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Selanjutnya pemerintah dapat menentukan bentuk dan jenis informasi tambahan untuk kebutuhan sendiri di luar jenis informasi yang diatur dalam kerangka Konseptual ini maupun standar-standar akuntansi yang dinyatakan lebih lanjut.

ENTITAS PELAPORAN
Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan, yang terdiridari:
(a) Pemerintah pusat;
(b) Pemerintah daerah;
(c) Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi lainnya. jika menurut peraturan perundang-undangan satuan f~ 20 organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.

Dalam penetapan entitas pelaporan perlu dipertimbangkan syarat pengelolaan, pengendalian, dan penguasaan suatu entitas pelaporan terhadap aset, yurisdiksi, tugas dan misi tertentu dengan bentuk pertanggungjawaban dan wewenang yang terpisah dari entitas pelaporan lainnya.

PERANAN DAN TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN

Peranan Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu pertode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan:
(a) Akuntabilitas
pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
(b) Manajemen
Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah untuk kepentingan masyarakat.
(c) Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.
(d) Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)
Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.

Tujuan Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan:
(a) Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran.
(b) Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan.
(c) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai.
(d) Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
(e) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman.
(f) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai pendapatan, belanja, transfer, dana cadangan, pembiayaan, aset, kewajiban, ekuitas dana, dan arus kas suatu entitas pelaporan.

KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan pokok terdiri dari:
(a) Laporan Realisasi Anggaran;
(b) Neraca;
(c) Laporan Arus Kas;
(d) Catatan atas Laporan Keuangan.
Selain laporan keuangan pokok seperti disebut pada paragraf 25, entitas pelaporan diperkenankan menyajikan Laporan Kinerja Keuangan dan Laporan Perubahan Ekuitas.
DASAR HUKUM PELAPORAN KEUANGAN
Pelaporan keuangan pemerintah diselenggarakan berdasarkan peraturan perundangundangan yang mengatur keuangan pemerintah, antara lain:
(a) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, khususnya bagian yang mengatur keuangan negara;
(b) Undang-undang di bidang keuangan negara;
(c) Undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
(d) Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintah daerah, khususnya yang mengatur keuangan daerah;
(e) Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah;
(f) Ketentuan perundang-undangan tentang pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah; dan
(g) Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang keuangan pusat dan daerah
.
ASUMSI DASAR
Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah adaiah anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi dapat diterapkan, yang terdiri dari:
(a) Asumsi kemandirian entitas;
(b) Asumsi kesinambungan entitas; dan
(c) Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement).

Kemandirian Entitas
Asumsi kemandirian entitas baik entitas pelaporan maupun akuntansi berarti bahwa setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan entitas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh. Entitas bertanggung jawab atas pengelolaan aset dan sumber daya di luar neraca untuk kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya termasuk atas kehilangan atau kerusakan aset dan sumber daya dimaksud, utang-piutang yang terjadi akibat putusan entitas, serta terlaksana tidaknya program yang telah ditetapkan.

Kesinambungan Entitas
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan berlanjut
keberadaannya. Dengan demikian pemerintah diasumsikan tidak bermaksud
melakukan likuidasi atas entitas pelaporan dalam jangka pendek.

Keterukuran Dalam Satuan Uang (Monetary Measurement)
Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi.

KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN
Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki:
(a) Relevan;
(b) Andal;
(c) Dapat dibandingkan; dan
(d) Dapat dipahami.
Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini dan memprediksi masa depan serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya.
Informasi yang relevan :
(a) Memiliki manfaat umpan batik (feedback value)
Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan alat mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.
(b) Memiliki manfaat prediktif (predictive value)
Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.
(c) Tepat waktu
Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam Pengambilan keputusan.
(d) Lengkap
Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin yaitu mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi Pengambilan keputusan. Informasi yang melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang
termuat dalam laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.
Andal
Informasi Dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dankesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi.Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik:
(a) Penyajian Jujur
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
(b) Dapat Diverifikasi (verifiability)
Informasi yang disajikan Dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.
(c) Netratitas
Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.
Dapat Dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode Sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakanakuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah akan menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.
Dapat Dipahami
Informasi yang disajikan Dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.

PRINSIP AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN
Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam penyusunan standar akuntansi, oleh penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta oleh pengguna laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan. Berikut ini adalah delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah:
(a) Basis akuntansi;
(b) Prinsip nilai historis;
(c) Prinsip realisasi;
(d) Prinsip substansi mengungguli bentuk formal;
(e) Prinsip periodisitas;
(f) Prinsip konsistensi;
(g) Prinsip pengungkapan lengkap; dan
(h) Prinsip penyajian wajar.
Basis Akuntansi
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan belanja dan pembiayaan dalam laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca.
Basis kas untuk laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/ Daerah atau entitas pelaporan. Entitas pelaporan tidak menggunakan istilah laba. Penentuan sisa pembiayaan anggaran baik lebih ataupun kurang untuk setiap periode tergantung pada selisih realisasi penerimaan dan pengeluaran. Pendapatan dan belanja bukan tunai seperti bantuan pihak luar asing dalam bentuk barang dan jasa disajikan pada laporan Realisasi Anggaran.
Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
Nilai Historis (Historical Cost)
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar Jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban di masa yang akan datang dalam pelaksanaankegiatan pemerintah.
Nilai historis lebih dapat diandalkan daripada penilaian yang lain karena lebih obyektif dan dapat diverifikasi. Dalam hal tidak terdapat nilai historis, dapat digunakan nilai wajar aset atau kewajiban terkait.
Realisasi (Realization)
Bagi pemerintah, pendapatan yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui anggaran pemerintah selama suatu tahun fiskal akan digunakan untuk membayar hutang dan belanja dalam periode tersebut.
Prinsip layak temu biaya-pendapatan (matching-cost against revenue principle) dalam akuntansi pemerintah tidak mendapat penekanan sebagaimana dipraktekkan dalam akuntansi komersial.
Substansi Mengungguli Bentuk Formal (Substance Over Form)
Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda dengan aspek formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Periodisitas (Periodicity)
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu dibagi menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan. Periode utama yang digunakan adalah tahunan. Namun, periode bulanan, triwulanan, dan semesteran juga dianjurkan.
Konsistensi (Consistency)
Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal). Hal ini tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain. Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa metode yang baru diterapkan mampu memberikan informasi yang lebih baik disbanding metode lama. Pengaruh atas perubahan penerapan metode ini diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Pengungkapan Lengkap (Ful1 Disclosure)
Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dapat ditempatkan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyajian Wajar (Fair Presentation)
Laporan keuangan menyajikan dengan wajar Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Faktor pertimbangan sehat bagi penyusun laporan keuangan diperlukan ketika menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu. Ketidakpastian seperti itu diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi dankewajiban tidak dinyatakan terlalu rendah. Namun demikian, penggunaanpertimbangan sehat tidak memperkenankan, misalnya, pembentukan cadangan tersembunyi, sengaja menetapkan aset atau pendapatan yang terlampau rendah, atau sengaja mencatat kewajiban atau belanja yang terlampau tinggi, sehingga laporan keuangan menjadi tidak netral dan tidak andal.

KENDALA INFORMASI YANG RELEVAN DAN ANDAL

KendaLa informasi akuntansi dan laporan keuangan adalah setiap keadaan yang tidak memungkinkan terwujudnya kondisi yang ideal dalam mewujudkan informasi akuntansi dan laporan keuangan yang relevan dan andal akibat keterbatasan(limitations) atau karena alasan- alasan kepraktisan. Tiga hal yang menimbulkan kendala dalam informasi akuntansi dan laporan keuangan pemerintah, yaitu:.

Materialitas
Walaupun idealnya memuat segata informasi, laporan keuangan pemerintah hanya diharuskan memuat informasi yang memenuhi kriteria materialitas. Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan.

Pertimbangan Biaya dan Manfaat
Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Oleh karena itu, laporan keuangan pemerintah tidak semestinya menyajikan segala informasi yang manfaatnya lebih kecil dari biaya penyusunannya. Namun demikian, evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial. Biaya itu juga tidak harus dipikul oleh pengguna informasi yang menikmati manfaat. Manfaat mungkin juga dinikmati oleh pengguna lain disamping mereka yang menjadi tujuan informasi, misalnya penyediaan informasi lanjutan kepada kreditor mungkin akan mengurangi biaya yang dipikul oleh suatu entitas pelaporan.


Keseimbangan antar Karakteristik Kualitatif
Keseimbangan antar karakteristik kualitatif diperlukan untuk mencapai suatukeseimbangan yang tepat di antara berbagai tujuan normatif yang diharapkandipenuhi oleh laporan keuangan pemerintah. Kepentingan relatif antar karakteristik dalam berbagai kasus berbeda, terutama antara relevansi dan keandalan. Penentuantingkat kepentingan antara dua karakteristik kualitatif tersebut merupakan masalahpertimbangan profesional.

UNSUR LAPORAN KEUANGAN

Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.
Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan. Masing-masing unsur didefinisikan sebagai berikut:
(a) Pendapatan (basis kas) adalah penerimaan oleh Bendahara Umum
Negara/Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak per1u dibayar kembali oleh pemerintah.
(b) Pendapatan (basis akrual) adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
(c) Belanja (basis kas) adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum
Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalamperiode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
(d) Belanja (basis akrual) adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
(e) Transfer adalah penerimaan/pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.
(f) Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.
(g) Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi. Pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.

Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.
Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Masing-masing unsur didefinisikan sebagai berikut :
(a) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh baik oleh pemerintah maupun masyarakat serta dapat diukur dalam satuan uang termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
(b) Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
(c) Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah.

Aset
Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi aset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, bagi kegiatan operasional pemerintah, berupa aliran pendapatan atau penghematan belanja bagi pemerintah.
Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan nonlancar. Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan segera untuk dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset yang tidak dapat dimasukkan dalam kriteria tersebut diklasifikasikan sebagai aset nonlancar.
Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang, dan persediaan.
Aset nonlancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang, dan aset tak berwujud yang digunakan baik langsung maupun tidak langsung untuk kegiatan pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum. Aset nonlancar diklasifikasikan menjadi investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan, dan aset lainnya.
Investasi jangka panjang merupakan investasi yang diadakan dengan maksud untuk mendapatkan manfaat ekonomi dan manfaat sosial dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. Investasi jangka panjang meliputi investasi nonpermanen dan permanen. Investasi nonpermanen antara lain investasi dalam Surat Utang Negara, penyertaan modal dalam proyek pembangunan, dan investasi nonpermanen lainnya. Investasi permanen antara lain penyertaan modal pemerintah dan investasi permanen lainnya.
Aset tetap meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan.
Aset nonlancar lainnya diklasifikasikan sebagai aset lainnya. Termasuk dalam asset lainnya adalah aset tak berwujud dan aset kerja sama (kemitraan).

Kewajiban
Karakterisitik esensial kewajiban adalah bahwa pemerintah mempunyai kewajiban masa kini yang dalam penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yang akan datang.
Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintah lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah atau dengan pemberi jasa lainnya.
Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan.
Kewajiban dikelompokkan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban jangka pendek merupakan kelompok kewajiban yang diselesaikan dalam waktu kurang dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka panjang adalah kelompok kewajiban yang penyelesaiannya dilakukan setelah 12 (dua belas) bulan 24 sejak tanggal pelaporan.

Ekuitas Dana
Ekuitas Dana dapat dikelompokkan sebagai berikut:
(a) Ekuitas Dana Lancar adalah setisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka pendek.
(b) Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam dalam aset nonlancar selain dana cadangan, dikurangi dengan kewajiban jangka panjang.
(c) Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk tujuan yang telah ditentukan sebelumnya sesuai peraturan perundangundangan.

Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasional, investasi aset non keuangan, pembiayaan, dan transaksi non-anggaran yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu.
Unsur yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas, yang masing-masing didefinisikan sebagai berikut:
(a) Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum Negara/Daerah.
(b) Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara Umum Negara/Daerah.

Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. Catatan atas Laporan Keuangan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
(a) Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian target Undang-undang APBN/Perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;
(b) Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan;
(c) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakankebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;
(d) Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan pada lembar muka (on the face) laporankeuangan;
(e) Mengungkapkan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas; dan
(f) Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan pada lembar muka (on the face)laporan keuangan.

Laporan Kinerja Keuangan dan Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Kinerja Keuangan adalah laporan realisasi pendapatan dan belanja yang disusun berdasarkan basis akrual. Dalam laporan dimaksud, perlu disajikan informasi mengenai pendapatan operasional, belanja berdasarkan klasifikasi fungsional dan ekonomi, dan surplus atau defisit.
Laporan lainnya yang diperkenankan adalah Laporan Perubahan Ekuitas, yakni laporan yang menunjukkan kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun Sebelumnya.

PENGAKUAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN
Pengakuan Dalam akuntansi adalah proses penetapan terpenuhinya kriteria pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga akan menjadi bagian yang melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaan, sebagaimana akan termuat pada laporan keuangan entitas pelaporan yang bersangkutan. Pengakuan diwujudkan dalam pencatatan jumlah uang terhadap pos-pos laporan keuangan yang terpengaruh oleh kejadian atau peristiwa terkait.
Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa untuk diakui yaitu:
(a) terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan kejadian atau peristiwa tersebut akan mengalir keluar dari atau masuk ke dalam entitas pelaporan yang bersangkutan;
(b) kejadian atau peristiwa tersebut mempunyat nilai atau biaya yang dapat diukur atau dapat diestimasi dengan andal.
Dalam menentukan apakah suatu kejadian/peristiwa memenuhi kriteria pengakuan, perlu dipertimbangkan aspek materialitas.

Kemungkinan Besar Manfaat Ekonomi Masa Depan Terjadi
Dalam kriteria pengakuan pendapatan, konsep kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan terjadi digunakan dalam pengertian derajat kepastian tinggi bahwa manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan pos atau kejadian/peristiwa tersebut akan mengalir dari atau ke entitas pelaporan. Konsep ini diperlukan dalam menghadapi ketidakpastian lingkungan operasional pemerintah. Pengkajian derajat kepastian yang melekat dalam arus manfaat ekonomi masa depan dilakukan atas dasar bukti yang dapat diperoleh pada saat penyusunan laporan keuangan.
Keandalan Pengukuran
Kriteria pengakuan pada umumnya didasarkan pada nilai uang akibat peristiwa atau kejadian yang dapat diandalkan pengukurannya. Namun ada kalanya pengakuan didasarkan pada hasil estimasi yang layak. Apabila pengukuran berdasarkan biaya dan estimasi yang layak tidak mungkin dilakukan maka pengakuan transaksi demikian cukup diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.
Penundaan pengakuan suatu pos atau peristiwa dapat terjadi apabila criteria pengakuan baru terpenuhi setelah terjadi atau tidak terjadi peristiwa atau keadaan lain di masa mendatang.
Pengakuan Aset
Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Aset dalam bentuk kas yang diperoleh pemerintah antara lain bersumber dari pajak, bea masuk, cukai, penerimaan bukan pajak, retribusi, pungutan hasil pemanfaatan kekayaan negara, transfer, dan setoran lain-lain, serta penerimaan pembiayaan, seperti hasil pinjaman. Proses pemungutan setiap unsur penerimaan tersebut sangat beragam dan melibatkan banyak pihak atau instansi. Dengan demikian, titik pengakuan penerimaan kas oleh pemerintah untuk mendapatkan pengakuan akuntansi memerlukan pengaturan yang lebih rinci, termasuk pengaturan mengenai batasan waktu sejak uang diterima sampai penyetorannya ke Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Aset tidak diakui jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin diperoleh pemerintah setelah periode akuntansi berjalan.

Pengakuan Kewajiban
Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sekarang, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal.
Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul.

Pengakuan Pendapatan
Pendapatan menurut basis kas diakui pada saat diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan. Pendapatan menurut basis akrual diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan tersebut.
Pengakuan Belanja
Belanja menurut basis kas diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan. Belanja menurut basis akrual diakui pada saat timbulnya kewajiban atau pada saat diperoleh manfaat.

PENGUKURAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas atau sebesar nilai wajar dari imbatan yang diberikan untuk memperoleh asset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.